Halaman
Biologi Kelas XII
107
Bab V
Hukum Hereditas
Mampu menentukan kemungkinan sifat fenotip dan genotip
keturunan dari hasil perkawinan induknya.
Macam
Perkawinan
1. Hibrid
2. Resiprokal
3.
Back Cross
4.
Test Cross
5. Alel Ganda
Hukum Hereditas
Penyimpangan
Hukum Mendel
Cacat atau Penyakit
Menurun pada Manusia
1. Penyimpangan
semu
2. Pautan gen
3. Pindah silang
4. Pautan seks
5. Gen letal
Tidak terpaut
kromosom seks:
1. Albinisma
2. Polidaktili
3. Fenilketonuria
4. PTC
5. Thalassemia
6. Dentinogenesis
imperfecta
7. Katarak
8. Botak
Terpaut kromosom
seks:
1. Buta warna
2. Hemofilia
3. Anodontia
4. Hypertrichosis
108
Hukum Hereditas
hukum Mendel
persilangan
fenotip
genotip
dominan
resesif
homozigot
heterozigot
penyimpangan hukum Mendel
hereditas
Anda dapat menjumpai perbedaan fisik maupun sifat pada
manusia. Ada yang berkulit sawo matang, hitam, atau putih. Ada
yang berambut keriting, ikal, maupun lurus. Di negara kita juga
terdapat keanekaragaman. Perhatikan ciri-ciri fisik penduduk asli
Papua dan Jawa, pasti berbeda. Namun, bila Anda melihat mereka
bersama keluarganya masing-masing, Anda akan menemukan
kemiripan di antara mereka.
Pada bab ini Anda akan mempelajari mengenai hukum Mendel
dan penyimpangannya. Selain itu, Anda dapat mempelajari hereditas
pada manusia dan manfaatnya bagi kehidupan manusia. Setelah
mempelajari bab ini Anda diharapkan dapat memahami hukum
hereditas serta memanfaatkannya bagi kehidupan manusia.
Sumber:
Dokumentasi Penerbit
Biologi Kelas XII
109
Perkawinan akan menghasilkan keturunan yang mempunyai
bentuk fisik dan sifat yang mirip dengan orang tua mereka. Hal ini
terjadi karena sifat yang terdapat pada gen dalam nukleus sel sperma
akan bergabung dengan gen dalam nukleus sel telur. Dari perkawinan
itu akan menghasilkan suatu individu yang di dalamnya terdapat
gabungan dari sifat-sifat gen tersebut. Bab ini akan menjelaskan pola
pengendalian sifat keturunan pada makhluk hidup.
A. Hukum Mendel
Anda telah mengetahui bahwa gen yang terdapat pada
kromosom di dalam nukleus merupakan pengendali faktor keturunan
pada makhluk hidup. Gen berfungsi menyampaikan informasi genetik
kepada generasi berikutnya. Oleh karena itu, setiap keturunan akan
mempunyai fenotip maupun genotip yang hampir sama atau hasil
campuran sifat-sifat induknya. Sifat yang dapat diamati disebut fenotip,
misal warna, bentuk, ukuran, dan sebagainya. Sifat yang tidak dapat
diamati disebut genotip
berupa susunan genetik suatu individu.
Gregor Johann Mendel
(1822–1884) merupakan seorang
biarawan berkebangsaan Austria, yang berjasa besar dalam
memperkenalkan ilmu pengetahuan tentang pewarisan sifat atau
disebut genetika. Hukum genetika yang diperkenalkan Mendel dikenal
dengan hukum I Mendel dan hukum II Mendel. Dari penemuannya
ini, Mendel dikukuhkan sebagai
Bapak Genetika
. Lihat Gambar 5.1.
Selama delapan tahun (1856–1864) Mendel melakukan
penelitian persilangan pada tanaman ercis atau
Pisum sativum
(kacang kapri). Mendel memilih tanaman ercis untuk percobaannya
sebab tanaman ercis masa hidupnya tidak lama hanya berkisar
setahun, mudah tumbuh, memiliki bunga sempurna sehingga terjadi
penyerbukan sendiri yang akan menghasilkan galur murni (keturunan
yang selalu memiliki sifat yang sama dengan induknya), dan mampu
menghasilkan banyak keturunan. Perhatikan Gambar 5.2. Tanaman
ercis memiliki tujuh sifat dengan perbedaan yang mencolok seperti
berikut.
1. Batang tinggi atau kerdil (pendek).
2. Buah polongan berwarna kuning atau hijau.
3. Bunga berwarna ungu atau putih.
4. Letak bunga aksial (sepanjang batang) atau terminal (pada ujung
batang).
5. Biji masak berwarna hijau atau kuning.
6. Permukaan biji bulat atau berkerut.
7. Warna kulit biji abu-abu atau putih.
Faktor determinan (gen) disimbolkan oleh sebuah huruf. Huruf
yang umum digunakan adalah huruf pertama dari suatu sifat. Contoh
R
merupakan gen yang menentukan warna merah (R dari kata
rubra
artinya merah) dan
r
adalah gen yang menentukan warna putih (
alba
).
R ditulis dengan huruf besar karena warna merah yang dibawa oleh
gen R bersifat dominan terhadap warna putih yang dibawa gen r.
Sifat dominan mengalahkan sifat resesif.
Sumber:
Biology, Raven & Johnson
Gambar 5.1
Gregor Johann Mendel
Sumber:
Biology, Raven & Johnson
Gambar 5.2
Pisum sativum
110
Hukum Hereditas
Genotip suatu individu biasanya bersifat diploid (2n) sehingga
diberi simbol dengan dua huruf yang sama. Sifat suatu individu yang
genotipnya terdiri atas gen-gen yang sama dari tiap jenis gen misalnya
RR, rr, AABB, aabb disebut
homozigot
. Sifat suatu individu yang
genotipnya terdiri atas gen-gen yang berlainan dari tiap jenis gen
disebut
heterozigot
, misalnya Rr, AaBb, dan sebagainya.
1. Hibrid
Hibrid merupakan perkawinan dua individu yang mempunyai
sifat beda. Berdasarkan banyaknya sifat beda individu yang
melakukan perkawinan, hibrid dibedakan sebagai berikut.
a.
Monohibrid
, yaitu suatu hibrid dengan satu sifat beda (Aa).
b.
Dihibrid
, yaitu suatu hibrid dengan dua sifat beda (AaBb).
c.
Trihibrid
, yaitu suatu hibrid dengan tiga sifat beda (AaBbCc).
a. Hukum I Mendel
Hukum I Mendel diperoleh dari hasil perkawinan
monohibr
id, y
aitu persilangan dengan satu sifat beda. Mendel
melakukan persilangan antara tanaman ercis biji bulat
dengan tanaman ercis biji berkerut (perhatikan Gambar 5.3).
Hasilnya semua keturunan F
1
berupa tanaman ercis biji bulat.
Selanjutnya dilakukan persilangan antarketurunan F
1
untuk
mendapatkan keturunan F
2
. Pada keturunan F
2
didapatkan
perbandingan fenotip kira-kira 3 biji bulat : 1 biji berkerut.
Perbandingan fenotip bulat : berkerut = 3 : 1
Perbandingan genotip BB : Bb : bb = 1 : 2 : 1
Berdasarkan hasil perkawinan yang diperoleh dalam
percobaannya, Mendel menyimpulkan bahwa pada waktu
pembentukan gamet-gamet, gen akan mengalami segregasi
(memisah) sehingga setiap gamet hanya akan menerima
sebuah gen saja. Kesimpulan itu dirumuskan sebagai
hukum
I
Mendel
yang dikenal juga dengan hukum
Pemisahan Gen
yang Sealel
.
Sumber:
Biology, Raven & Johnson
Gambar 5.3
Permukaan biji
Pisum sativum
berbentuk bulat dan berkerut
Perhatikan diagram
persilangan (diagram
punnet) di samping.
P:
BB
><
bb
(Parental: induk)
(Biji bulat)
(Biji berkerut)
Gamet:
B
b
p
F
1
:B
b
(Fillial: Keturunan)
(Biji bulat)
F
1
>< F
1
:
Bb
><
Bb
(Bulat)
(Bulat)
Gamet :
B
B
bb
F
2
:
Bb
BBB Bb
(Bulat)
(Bulat)
bBb bb
(Bulat)
(Berkerut)
Biologi Kelas XII
111
Macam dan jumlah gamet dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus. Rumus untuk jumlah gamet = 2
n
dan
n = jumlah gen heterozigot. Perhatikan beberapa contoh
berikut.
1) Monohibrid
Aa
gamet
A
Jumlah 2
1
= 2
Gen dominan = 1 (A)
a
2) Dihibrid
AaBb
gamet
AB
Jumlah 2
2
= 4
Ab
aB
ab
Jumlah gen heterozigot = 2, yaitu A dan B.
Lakukan latihan untuk menentukan macam dan jumlah
gamet melalui Tugas mandiri berikut.
Buatlah macam dan jumlah gamet untuk trihibrid AabbCC dan
AaBbCC. Kumpulkan jawaban Anda.
Beberapa kesimpulan penting dari perkawinan
monohibrid di atas sebagai berikut.
1) Semua individu F
1
memiliki sifat yang seragam.
2) Jika dominan nampak sepenuhnya, individu F
1
memiliki
fenotip seperti induknya yang dominan.
3) Pada waktu individu F
1
yang heterozigot itu membentuk
gamet-gamet terjadilah pemisahan alel sehingga gamet
hanya memiliki salah satu alel saja.
4) Jika dominasi nampak sepenuhnya, perkawinan
monohibrid (Bb >< Bb) menghasilkan keturunan yang
memperlihatkan perbandingan fenotip 3 : 1 (yaitu biji
bulat : biji berkerut) dan memperlihatkan perbandingan
genotip 1 : 2 : 1 (yaitu BB : Bb : bb).
Kadang-kadang individu hasil perkawinan
tidak didominasi oleh salah satu induknya.
Dengan kata lain, sifat dominan tidak muncul
secara penuh. Peristiwa itu menunjukkan adanya
sifat intermediat
.
Perhatikan Gambar 5.4. Sifat intermediat
dapat dilihat pada penyerbukan silang tanaman
bunga pukul empat (
Mirabilis jalapa
). Jika serbuk
sari berasal dari tanaman homozigot berbunga
merah (MM) disilangkan ke putik tanaman
homozigot berbunga putih (mm), semua
keturunan F
1
berbunga merah muda (Mm).
Perhatikan diagram berikut.
MM
mm
Mm
Generasi F
1
100% Mm
M
m
M
m
MM
Mm
Mm
mm
Generasi F
2
1 : 2 : 1
MM : Mm : mm
Sumber:
Biology, Raven & Johnson
Gambar 5.4
Perkawinan monohibrid menghasilkan sifat intermediat
112
Hukum Hereditas
P:
MM
><
mm
(Merah)
(Putih)
Gamet :
M
m
p
F
1
:M
m
(Merah muda)
F
1
>< F
1
:
Mm
><
Mm
(Merah muda)
(Merah muda)
Gamet :
M
M
mm
Perbandingan fenotip merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1
Perbandingan genotip MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1
Berdasarkan diagram persilangan di atas diperoleh
semua tanaman F
1
heterozigot berbunga merah muda (Mm).
Warna ini merupakan sifat intermediat (antara merah dan
putih). Jika F
1
mengadakan penyerbukan sendiri, maka F
2
akan memperlihatkan perbandingan 1 merah : 2 merah muda
: 1 putih.
Lakukan kegiatan berikut untuk mengetahui perbanding-
an genotip dan fenotip F
2
pada persilangan monohibrid.
Mm
MMM
Mm
mMm
mm
F
2
:
(Merah)
(Merah muda)
(Merah muda)
(Putih)
Menyilangkan Sifat Monohibrid
1. Sifat Dominasi Penuh
Siapkan 2 buah kantung yang berisi 12
kancing yang terdiri dari 6 kancing berwarna
merah dan 6 kancing berwarna putih. Kantung
diumpamakan alat kelamin dan kancing
diumpamakan gamet. Kancing merah
diumpamakan gen dominan (R) dan kancing
putih diumpamakan alel yang bersifat resesif
(r). Lakukan langkah-langkah berikut.
a. Ambillah satu kancing dari kantung kiri
menggunakan tangan kiri. Pada waktu
bersamaan ambillah satu kancing dari
kantung kanan menggunakan tangan
kanan.
b. Catatlah pengambilan kancing tersebut,
anggap pertemuan kancing di kedua belah
tangan Anda itu merupakan zigot. Ada tiga
kemungkinan yang Anda peroleh, yaitu:
1) 2 kancing merah, berarti zigot
bergenotip RR = merah,
2) 1 kancing merah dan 1 kancing putih,
berarti zigot bergenotip Rr = merah,
dan
3) 2 kancing putih, berarti zigot
bergenotip rr = putih.
Setelah Anda selesai mencatat hasilnya,
kembalikan kancing-kancing itu.
c. Ulangi percobaan itu sampai 10 kali
dengan mengaduk kancing itu terlebih
dahulu dan catat hasilnya.
d. Buatlah tabel berikut.
Biologi Kelas XII
113
Biji bulat kuning
BBKK
Biji berkerut hijau
bbkk
F
1
Semua biji bulat kuning
Disilangkan antar-F
1
BbKk >< BbKk
BK
Bk
bK
bk
BK
Bk
bK
bk
BBKK
BBKk
BbKK
BbKk
BBKk
BBkk
BbKk
Bbkk
BbKK
BbKk
bbKK
bbKk
BbKk
Bbkk
bbKk
bbkk
F
2
9/16 bulat kuning
3/16 bulat hijau
3/16 berkerut kuning
1/16 berkerut hijau
Sumber:
Biology, Raven & Johnson
Gambar 5.5
Persilangan dihibrid
. . .
. . .
Pengambilan Ke-
RR
Rr
rr
(Merah)
(Merah)
(Putih)
1
2
3
10
Jumlah
e. Hitunglah frekuensi genotip dan
fenotipnya, bandingkan pula dengan
perbandingan menurut Mendel.
f.
Buatlah diagram persilangannya.
2. Sifat Dominasi Tidak Penuh (Intermediat)
Lakukanlah eksperimen seperti di atas,
tetapi dalam eksperimen ini memiliki
kemungkinan sifat intermediat. Bila diperoleh
1 kancing merah dan 1 kancing putih, zigotnya
memiliki genotip Rr dan fenotipnya merah
muda (intermediat). Catatlah perolehan
hasilnya dalam tabel berikut.
Pengambilan Ke-
RR
Rr
rr
(Merah)
(Merah Muda)
(Putih)
1
2
3
10
Jumlah
Pertanyaan:
1. Berapa perbandingan genotip dan fenotip pada
F
2
?
2. Samakah perbandingan tersebut dengan
perbandingan yang dikemukakan oleh
Mendel?
Buatlah laporan tertulis hasil eksperimen ini
dan kumpulkan kepada bapak atau ibu guru Anda.
b. Hukum II Mendel
Pada percobaan berikutnya, Mendel menggunakan
persilangan dengan dua sif
at beda atau disebut
persilangan dihibrid
. Mendel menggunakan dua sifat
beda dari tanaman ercis, yaitu bentuk dan warna biji. Oleh
Mendel, tanaman ercis biji bulat-kuning disilangkan
dengan tanaman ercis biji berkerut-hijau. Hasilnya, semua
keturunan F
1
berupa tanaman ercis biji bulat-kuning. Pada
persilangan antarindividu F
1
didapatkan 16 kombinasi gen
dengan empat fenotip, yaitu tanaman ercis biji bulat-
kuning, biji bulat-hijau, biji berkerut-kuning, dan biji
berkerut-hijau.
Misalnya diketahui gen-gen yang menentukan sifat
biji tanaman ercis sebagai berikut.
1) B
= gen yang menentukan biji bulat.
2) b
= gen yang menentukan biji berkerut.
3) K
= gen yang menentukan biji berwarna kuning.
4) k
= gen yang menentukan biji berwarna hijau.
Selanjutnya, perhatikan diagram persilangan pada
Gambar 5.5 di samping.
Perbandingan genotip dan fenotip F
2
dapat Anda amati
dalam Tabel 5.1 berikut.
Tabel 5.1
Perbandingan Genotip dan Fenotip F
2
pada Persilangan
Dihibrid
Perbandingan
Perbandingan
Genotip
Fenotip
Fenotip
Genotip
9
1
BBKK
2
BBKk
bulat
2
BbKK
kuning
4BbKk
114
Hukum Hereditas
Berdasarkan hasil percobaan di atas, Mendel menarik
kesimpulan bahwa gen-gen dari sepasang alel memisah
secara bebas (tidak saling mempengaruhi) ketika terjadi
meiosis selama pembentukan gamet. Prinsip ini dikenal
sebagai
hukum II
Mendel
atau dikenal dengan
The Law of
Independent Assortmen of Genes
atau
hukum
Pengelompokan Gen secara Bebas
. Oleh karena itu, pada
contoh dihibrid tersebut terjadi 4 macam pengelompokan
dari dua pasang gen sebagai berikut.
1) Gen B mengelompok dengan gen K, terdapat dalam
gamet BK.
2) Gen B mengelompok dengan gen k, terdapat dalam
gamet Bk.
3) Gen b mengelompok dengan gen K, terdapat dalam
gamet bK.
4) Gen b mengelompok dengan gen k, terdapat dalam
gamet bk.
Contoh persilangan dihibrid yang lain misalnya pada
tanaman bunga pukul empat. Tanaman bunga pukul empat
ada yang berdaun lebar (LL) dan ada yang berdaun sempit
(II), dan yang berdaun sedang bersifat heterozigot (Ll).
Bunganya ada yang berwarna merah (MM), ada yang putih
(mm), dan ada yang merah muda (Mm). Jika tanaman
berdaun sempit-bunga putih disilangkan dengan tanaman
berdaun lebar-bunga merah, tanaman F
1
bersifat intermediat
berdaun sedang dan berbunga merah muda. Tanaman F
2
akan memperlihatkan 16 kombinasi genotip maupun fenotip
dengan perbandingan 1 : 2 : 1 : 2 : 4 : 2 : 1 : 2 : 1.
Monohibrid dapat
menghasilkan sifat
intermediat seperti contoh
perkawinan
Mirabilis
jalapa
di depan. Sifat
intermediat ini juga dapat
ditemui pada dihibrid.
Perbandingan
Perbandingan
Genotip
Fenotip
Fenotip
Genotip
3
1
BBkk
bulat
2
Bbkk
hijau
31b
bKK
berkerut
2
bbKk
kuning
1
1
bbkk
berkerut hijau
P:
LLMM
><
llmm
(Lebar, merah)
(Sempit, putih)
Gamet :
LM
lm
p
F
1
:
LlMm
(Sedang, merah muda)
(intermediat)
F
2
:L
ML
ml
Ml
m
LM
LLMM LLMm
LlMM
LlMm
Lm
LLMm LLmm
LlMm
Llmm
lM
LlMM
LlMm
llMM
llMm
lm
LlMm
Llmm
llMm
llmm
Biologi Kelas XII
115
Perbandingan genotip dan fenotip dapat Anda amati
dalam Tabel 5.2 berikut.
Tabel 5.2
Perbandingan Genotip dan Fenotip F
2
pada Dihibrid
Perbandingan Perbandingan
Genotip
Fenotip (Lebar Daun-
Fenotip
Genotip
W
arna Bunga)
1
1
LLMM
lebar-merah
2
2
LLMm
lebar-merah muda
1
1
LLmm
lebar-putih
2
2
LlMM
sedang-merah
4
4
LlMm
sedang-merah muda
2
2
Llmm
sedang-putih
1
1
llMM
sempit-merah
2
2
llMm
sempit-merah muda
1
1
llmm
sempit-putih
Lakukan kegiatan berikut untuk mengetahui
perbandingan genotip dan fenotip F
2
pada persilangan
dihibrid.
Menyilangkan Sifat Dihibrid
1. Sifat Dominasi Penuh
Siapkan 2 buah kantung yang masing-masing
berisi 16 kancing yang terdiri atas:
a. 4 merah-biru (RB) diibaratkan bunga
merah dan buah bulat,
b. 4 merah-abu-abu (Rb) diibaratkan bunga
merah dan buah oval,
c. 4 putih-biru (rB) diibaratkan bunga putih
dan buah bulat,
d. 4 putih-abu-abu (rb) diibaratkan bunga
putih dan buah oval.
Kantung ini diumpamakan alat kelamin
individu dihibrid (RrBb), sedangkan kombinasi
kancing tersebut merupakan gamet-gamet
yang dibentuk oleh dihibrid itu. Lakukan seperti
Eksperimen 1. Catat hasilnya dalam tabel dan
ulangi sampai 16 kali.
Pengambilan
R–B–
R–bb
rrB–
rrbb
Ke-
(Merah–Bulat) (M
erah–Oval)
(Putih–Bulat)
(Putih–Oval)
1
2
3
.
.
.
Jumlah
Hitunglah frekuensi genotip dan fenotip F
2
.
Bandingkan dengan perbandingan menurut
Mendel. Buat pula diagram persilangannya.
2. Dominasi Tidak Penuh
Lakukan kegiatan seperti di atas tetapi dalam
kegiatan ini memiliki kemungkinan sifat
intermediat. Catatlah perolehan hasilnya dalam
tabel seperti di atas. Namun, simaklah dahulu
arti dari kombinasi kancing yang menunjukkan
adanya sifat intermediat.
Pertanyaan:
a. Berapa perbandingan genotip dan fenotip
pada F
2
?
b. Samakah perbandingan tersebut dengan
perbandingan yang dikemukakan oleh
Mendel?
Buatlah laporan tertulis hasil eksperimen ini dan
kumpulkan kepada bapak atau ibu guru.
Genotip
Fenotip
RRBB
bunga merah, buah bulat
RRBb
bunga merah, buah agak bulat
RRbb
bunga merah, buah oval
RrBB
bunga merah jambu, buah bulat
RrBb
bunga merah jambu, buah agak bulat
Rrbb
bunga merah jambu, buah oval
rrBB
bunga putih, buah bulat
rrBb
bunga putih, buah agak bulat
rrbb
bunga putih, buah oval
116
Hukum Hereditas
Tabel 5.4
Meramalkan Perbandingan Fenotip F
2
dengan Rumus Segitiga Pascal
Jumlah Sifat
Jumlah Macam
Kem
ungkinan
P
erbandingan Fenotip F
2
Beda
Fenotip
Macam Fenotip
12
1
1
3 : 1
2
4
1 2 1
9 : 3 : 3 : 1
3
8
1 3 3 1
27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 3 : 1
4
16
1 4 6 4 1
81 : 27 : 27 : 27 : 27 : 9 : 9 : 9 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 3 : 1
5
32
1 5 10 10 5 1
243 : 81 : 81 . . . : 27 : 27 . . . : 9 : 9 . . . : 3 : 3 . . . : 1
14243 14243 123 123
5×
10×
10×
5×
62
n
1 6 15 20 15 6 1
3
n
: . . . dan seterusnya
Berdasarkan beberapa contoh persilangan di halaman
depan, ternyata terdapat hubungan antara banyaknya sifat
beda, jumlah gamet, serta kombinasi fenotip dan genotip
F
2
, seperti dijelaskan dalam Tabel 5.3 berikut.
Tabel 5.3
Hubungan Antara Sifat Beda, Jumlah Gamet, serta Kombinasi Fenotip dan Genotip
Macam
Banyaknya
Banyaknya
Banyaknya
Banyaknya
Banyaknya
Banyaknya
Banyaknya
Gamet dari
K
ombinasi
Fenotip
Kombinasi
Kombinasi
Kombinasi
Macam Genotip
Sifat Beda
F
1
dalam F
2
dalam F
2
Persis F
1
Homozigot
Heterozigot
dalam F
2
124 2
220
3
2416 4
442
9
3
8
64
8
8
8
6
27
4
16
256
16
16
16
14
81
n2
n
(2
n
)
2
2
n
2
n
2
n
2
n
– 2
3
n
Sementara itu, untuk meramalkan atau mengetahui per-
bandingan fenotip F
2
dari suatu hibrid dapat dicari dengan
rumus segitiga Pascal. Perhatikan Tabel 5.4 berikut.
2. Perkawinan Resiprokal
Perkawinan resiprokal merupakan perkawinan kebalikan dari
yang semula dilakukan dan menghasilkan keturunan dengan
perbandingan genotip yang sama. Perhatikan contoh berikut.
Mula-mula dikawinkan tanaman ercis berbuah polong hijau
dengan tanaman ercis polong kuning. Semua tanaman F
1
berbuah polong hijau. Keturunannya F
2
memisah dengan
perbandingan fenotip 3 hijau : 1 kuning. Pada perkawinan
resiprokal digunakan serbuk sari yang berasal dari tanaman
berbuah polong kuning dan diberikan kepada bunga dari tanaman
berbuah polong hijau.
P:
hh
><
HH
(Kuning)
(Hijau)
p
F
1
:H
h
(Hijau)
Gamet
= H dan h
Gamet
= H dan h
F
2
:
HH : polong hijau
Hh : polong hijau
Hh : polong hijau
hh : polong kuning
Resiprokalnya:
P:
HH
><
hh
(Hijau)
(Kuning)
p
F
1
:H
h
(Hijau)
Gamet
= H dan h
Gamet
= H dan h
F
2
:
HH : polong hijau
Hh : polong hijau
Hh : polong hijau
hh : polong kuning
Biologi Kelas XII
117
3. Perkawinan Balik (
Back Cross
)
Perkawinan balik (
back cross
) adalah perkawinan antara
individu F
1
dengan salah satu induknya, induk betina atau jantan.
Back cross
berguna untuk mencari genotip induk.
Contoh: Marmot mempunyai
gen B yang menunjukkan pembawa
sifat warna bulu hitam dan gen b yang menunjukkan
pembawa sifat warna bulu putih. Induk jantan
mempunyai bulu berwarna hitam homozigot disilangkan
dengan induk betina mempunyai bulu berwarna putih
homozigot kemudian dilanjutkan dengan perkawinan
balik. Genotip F
2
hasil perkawinan balik dapat ditentukan
melalui langkah-langkah berikut.
P:
BB
><
bb
(Hitam)
(Putih)
p
F
1
:B
b
(Hitam)
Back cross
BB
(Induk)
><
Bb
(Hitam)
p
(Hitam)
F
2
:
Jadi, induk memiliki genotip homozigot dominan BB.
atau
Bb
><
bb
(Induk)
(Hitam)
p
(Putih)
Jadi, induk memiliki genotip homozigot resesif bb.
4. Uji Silang (
Test Cross
)
Uji silang adalah perkawinan antara individu F
1
(hibrid)
dengan individu yang dobel resesif atau homozigot resesif.
Te s t
cross
berguna untuk mengetahui apakah suatu individu
bergenotip homozigot (galur murni) atau heterozigot.
B
B
BB
(Hitam)
bBb
(Hitam)
Bb
bBb
(Hitam)
bb
(Putih)
P:
BB
><
bb
(Hitam)
(Putih)
p
F
1
:B
b
(Hitam)
Test cross
:
Bb
><
bb
(Hitam)
p
(Putih)
Bb
bBb bb
(Hitam)
(Putih)
118
Hukum Hereditas
Kelinci normal
Kelinci chinchilla
Kelinci himalaya
Kelinci albino
Sumber:
Biology, Mader S.S
Gambar 5.7
Warna rambut kelinci
ditentukan oleh alel ganda
Perkawinan
test cross
menghasilkan keturunan dengan per-
bandingan 1 : 1. Jika hasil keturunan F
1
menghasilkan
perbandingan fenotip 1 : 1, berarti individu yang diuji bergenotip
heterozigot. Sebaliknya, jika
test cross
100% berfenotip sama,
berarti individu yang diuji bersifat homozigot (galur murni).
5. Alel Ganda
Alel adalah gen-gen yang terletak pada lokus yang sama
(bersesuaian) dalam kromosom homolog. Alel merupakan
anggota dari sepasang gen yang memiliki pengaruh berlawanan.
Jadi, alel adalah gen-gen yang terletak pada lokus yang sama
dan menentukan sifat yang sama atau hampir sama. Misalnya T
menentukan sifat tinggi pada batang, sedangkan t menentukan
batang pendek maka T dan t merupakan alel. Namun, seandainya
m merupakan gen yang menentukan warna putih pada bunga
maka T dan m bukan alel. Alel dalam kromosom sering
digambarkan seperti Gambar 5.6. Apabila sebuah lokus dalam
sebuah kromosom ditempati oleh beberapa alel atau suatu seri
alel maka dinamakan
alel ganda
. Contoh alel ganda yaitu
pewarisan golongan darah pada manusia dan pada rambut
kelinci.
a. Pewarisan Golongan Darah pada Manusia
Berdasarkan penggolongan darah sistem ABO, darah
man
usia digolongkan menjadi empat, y
aitu golongan darah
A, B, AB, dan O. Penggolongan darah ini didasarkan atas
macam antigen dalam eritrosit. Antigen-antigen itu diwaris-
kan oleh seri alel ganda dengan simbol I. Huruf I ini berasal
dari kata isoaglutinin, yaitu antigen yang mengakibatkan
empat golongan darah tersebut.
Perhatikan Tabel 5.5 berikut.
Tabel 5.5
Penggolongan Darah Manusia
Golongan
Antigen
Antibodi
Alel dalam
Darah
dalam
dalam
Kromosom
Genotip
(Fenotip)
Eritrosit
Serum
A
A
Anti-B
I
A
I
A
I
A
atau I
A
I
O
B
B
Anti-A
I
B
I
B
I
B
atau I
B
I
O
AB
A dan B
–
I
A
, I
B
I
A
I
B
O
–
Anti-A dan anti-B
I
O
I
O
I
O
t
(Pendek)
T
(Tinggi)
m
(Putih)
M
(Merah)
Sumber:
Dokumentasi Penerbit
Gambar 5.6
Alel ganda
Dia
gram Perkawinan
Buatlah diagram perkawinan
antara kedua orang tua Anda
sehingga mendapatkan golongan
darah seperti yang Anda miliki.
Gen I
A
dominan terhadap I
O
.
Gen I
B
dominan terhadap I
O
.
I
A
dan I
B
sama-sama dominan terhadap I
O
sehingga genotip
I
A
I
B
menunjukkan golongan darah AB. Jadi, gen I
O
mempunyai alel I
A
dan alel I
B
.
b. Alel Ganda Penentu Rambut Kelinci
Perhatikan berbagai warna rambut bulu kelinci pada
Gambar 5.7 di samping.
Alel ganda pada k
elinci terdapat
pada gen penentu warna rambut.
Gen K : kelinci normal berwarna kelabu.
Gen K
ch
: kelinci chinchilla berwarna kelabu muda.
Biologi Kelas XII
119
Gen K
h
: kelinci himalaya berwarna putih, ujung hidung,
ujung telinga, ekor, dan kaki berwarna kelabu
gelap.
Gen k : kelinci albino (tak berpigmen) berwarna putih.
Pada keempat gen tersebut berlaku ketentuan sebagai
berikut.
1) Kelabu dominan terhadap ketiga warna yang lain.
2) Kelabu muda dominan terhadap himalaya dan albino.
3) Himalaya dominan terhadap albino.
4) Albino merupakan gen resesif.
Kemungkinan
Fenotip
Genotip
KK, KK
ch
, KK
h
, Kk
Kelabu (normal)
K
ch
K
ch
, K
ch
K
h
, K
ch
k
Kelabu muda
(chinchilla)
K
h
K
h
, K
h
k
Himalaya
kk
Albino
Contoh:
Kelinci chinchilla disilangkan dengan kelinci himalaya.
P:
K
ch
k><
K
h
k
Gamet :
K
ch
K
h
k
p
k
F
1
:K
ch
K
h
: kelinci chinchilla.
K
ch
k
: kelinci chinchilla.
K
h
k
: kelinci himalaya.
kk
: kelinci albino.
Jawablah soal-soal berikut.
1. Mengapa Mendel lebih memilih kacang ercis
sebagai objek penelitiannya?
2. Diketahui gen B (hitam) lebih dominan
terhadap gen b (putih) dan P (panjang)
dominan terhadap p (pendek). Apabila induk
jantan bergenotip hitam dan panjang
homozigot disilangkan dengan induk betina
bergenotip putih heterozigot, bagaimanakah
perbandingan genotip dan fenotip F
2
?
3. Coba terangkan perbedaan hukum I dan II
Mendel.
4. Uji silang dapat digunakan untuk mengetahui
apakah suatu individu bergenotip homozigot
atau heterozigot maka kita dapat melakukan
uji silang. Apa maksudnya? Berikan contoh-
nya.
5. Pada suatu malam di sebuah rumah sakit telah
lahir empat bayi. Keempat bayi tersebut
bergolongan darah O, A, B, dan AB. Empat
pasang orang tua mereka bergolongan darah:
(a) O dan O,
(c) A dan B, dan
(b) AB dan O,
(d) B dan B.
Carilah pasangan orang tua yang sesuai untuk
tiap-tiap bayi itu.
Para ilmuwan dalam melakukan beberapa percobaan mengalami
penyimpangan terhadap hukum Mendel. Indikasi penyimpangan itu
ditunjukkan dengan berubahnya perbandingan fenotip keturunan
yang tidak sesuai hukum Mendel. Mengapa hal itu dapat terjadi?
120
Hukum Hereditas
B. Penyimpangan Hukum Mendel
Para ilmuwan melihat adanya penyimpangan terhadap hukum
Mendel. Ternyata penyimpangan ini hanya merupakan penyimpangan
semu karena pola dasarnya sama dengan hukum Mendel tersebut.
Perubahan atau penyimpangan yang terjadi meliputi penyimpangan
semu, pautan gen, pautan seks, pindah silang, determinasi seks,
gen letal, dan gagal berpisah (
nondisjunction
).
1. Penyimpangan Semu
Beberapa peristiwa yang menunjukkan penyimpangan semu
di antaranya epistasis dan hipostasis, kriptomeri, interaksi
beberapa pasangan alel, polimeri, serta gen komplementer.
a. Epistasis dan Hipostasis
Epistasis dan hipostasis merupakan salah satu bentuk
interaksi gen dalam hal ini gen dominan mengalahkan gen
dominan lainny
a y
ang bukan sealel. Gen dominan yang
menutup ekspresi gen dominan lainnya disebut
epistasis
,
sedangkan gen dominan yang tertutup itu disebut
hipostasis
. Peristiwa epistasis dan hipostasis terjadi pada
warna umbi lapis pada bawang (
Allium
sp.), warna kulit
gandum, warna bulu ayam, warna rambut mencit, dan warna
mata pada manusia. Peristiwa epistasis dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu epistasis dominan, epistasis resesif, serta
epistasis dominan dan resesif.
1)
Epistasis Dominan
Pada epistasis dominan terdapat satu gen dominan
yang bersifat epistasis. Misalnya warna umbi lapis pada
bawang (
Allium
sp.). A merupakan gen untuk umbi merah
dan B merupakan gen untuk umbi kuning. Gen merah
dan kuning dominan terhadap putih.
Perkawinan antara tanaman bawang berumbi lapis
kuning homozigot dengan yang merah homozigot
menghasilkan tanaman F
1
yang berumbi lapis merah.
Keturunan F
2
terdiri atas 16 kombinasi dengan
perbandingan
16
12
merah :
16
3
kuning :
16
1
putih atau 12 : 3
: 1. Perbandingan itu terlihat menyimpang dari hukum
Mendel, tetapi ternyata tidak. Perbandingan 9 : 3 : 3 : 1
untuk keturunan perkawinan dihibrid hanya mengalami
modifikasi saja, yaitu 9 : 3 : 3 : 1 menjadi 12 : 3 : 1.
Perhatikan diagram persilangan berikut.
Gen A epistasis
terhadap gen B dan gen
b. Genotip aabb
menghasilkan umbi lapis
putih.
P:
AAbb
><
aaBB
(Merah)
(Kuning)
p
F
1
:A
aBb
(Merah)
F
2
: 9 A_B_ : umbi lapis merah.
3 A_bb : umbi lapis merah.
3 aaB_ : umbi lapis kuning.
1 aabb : umbi lapis putih.
Biologi Kelas XII
121
2)
Epistasis Resesif
Pada peristiwa epistasis resesif terdapat suatu
gen resesif yang bersifat epistasis terhadap gen
dominan yang bukan alelnya (pasangannya). Gen
resesif tersebut harus dalam keadaan homozigot,
contohnya pada pewarisan warna rambut tikus. Gen
A menentukan warna hitam, gen a menentukan
warna abu-abu, gen C menentukan enzim yang
menyebabkan timbulnya warna dan gen c yang
menentukan enzim penghambat munculnya warna.
Gen C bersifat epistasis. Jadi, tikus yang berwarna
hitam memiliki gen C dan A. Perhatikan diagram
persilangan berikut.
P
:
CCAA
><
ccaa
(Hitam)
(Putih)
Gamet :
CA
p
ca
F
1
:
CcAa
(Hitam)
F
2
: Diperoleh perbandingan genotip sebagai
berikut.
9 C_A_
: hitam
3 C_aa
: abu-abu
3 ccA_
: putih
1 ccaa
: putih
Jadi, perbandingan fenotip F
2
= hitam : abu-abu : putih
= 9 : 3 : 4.
3)
Epistasis Dominan dan Resesif
Epistasis dominan dan resesif (
inhibiting gen
)
merupakan penyimpangan semu yang terjadi karena
terdapat dua gen dominan yang jika dalam keadaan
bersama akan menghambat pengaruh salah satu gen
dominan tersebut. Peristiwa ini mengakibatkan
perbandingan fenotip F
2
= 13 : 3. Contohnya ayam
leghorn putih mempunyai fenotip IICC dikawinkan
dengan ayam
white silkre
berwarna putih yang mem-
punyai genotip iicc. Perhatikan diagram berikut.
Pada epistasis resesif,
CC epistasis terhadap
A dan a.
P:
IICC
><
iicc
(Putih)
(Putih)
Gamet :
IC
p
ic
F
1
:
IiCc
F
2
:I
CI
ci
Ci
c
IC
IICC
IICc
IiCC
IiCc
putih
putih
putih
putih
Ic
IICc
IIcc
IiCc
Iicc
putih
putih
putih
putih
iC
IiCC
IiCc
iiCC
iiCc
putih
putih
berwarna
berwarna
ic
IiCc
Iicc
iiCc
iicc
putih
putih
berwarna
putih
I epistasis terhadap C dan c.
cc epistasis terhadap I dan i.
122
Hukum Hereditas
Catatan:
C = gen yang menghasilkan warna.
c = gen yang tidak menghasilkan warna (ayam menjadi putih).
I = gen yang menghalang-halangi keluarnya warna (gen ini disebut
juga gen penghalang atau inhibitor).
i = gen yang tidak menghalangi keluarnya warna.
Coba perhatikan diagram hasil persilangan F
1
di
atas. Meskipun gen C mempengaruhi munculnya warna
bulu, tetapi karena bertemu dengan gen I (gen yang
menghalangi munculnya warna), maka menghasilkan
keturunan dengan fenotip ayam berbulu putih. Jadi,
perbandingan fenotip:
F
2
= ayam putih : ayam berwarna
=
13
16
:
3
16
= 13 : 3
b. Kriptomeri
Kriptomeri adalah peristiwa gen dominan yang seolah-
olah tersemb
u
nyi bila berada bersama dengan gen dominan
lainnya, dan akan terlihat bila berdiri sendiri.
Correns
pernah menyilangkan tumbuhan
Linaria
maroccana
berbunga merah galur murni dengan yang
berbunga putih juga galur murni. Dalam persilangan tersebut
diperoleh F
1
semua berbunga ungu, sedangkan F
2
terdiri
atas tanaman dengan perbandingan berbunga ungu : merah
: putih = 9 : 3 : 4.
Warna bunga
Linaria
(ungu, merah, dan putih) ditentukan
oleh pigmen hemosianin yang terdapat dalam plasma sel
dan sifat keasaman plasma sel. Pigmen hemosianin akan
menampilkan warna merah dalam plasma atau air sel yang
bersifat asam dan akan menampilkan warna ungu dalam
plasma sel yang bersifat basa.
Warna bunga
Linaria maroccana
ditentukan oleh
ekspresi gen-gen berikut.
1) Gen A, menentukan ada bahan dasar pigmen antosianin.
2) Gen a, menentukan tidak ada bahan dasar pigmen
antosianin.
3) Gen B, menentukan suasana basa pada plasma sel.
4) Gen b, menentukan suasana asam pada plasma sel.
Persilangan antara
Linaria maroccana
bunga merah
dengan bunga putih menghasilkan keturunan seperti
dijelaskan pada diagram berikut.
P
:
AAbb
><
aaBB
(Merah)
(Putih)
Gamet :
Ab
aB
F
1
:A
aBb
(Ungu)
Biologi Kelas XII
123
12 3 4
5
67 8
9
10
11
12
13
14
15
16
F
2
:A
BA
ba
Ba
b
AB
AABB
AABb
AaBB
AaBb
ungu
ungu
ungu
ungu
Ab
AABb
AAbb
AaBb
Aabb
ungu
merah
ungu
merah
aB
AaBB
AaBb
aaBB
aaBb
ungu
ungu
putih
putih
ab
AaBb
Aabb
aaBb
aabb
ungu
merah
putih
putih
Persilangan tersebut dihasilkan rasio fenotip F
2
= ungu :
merah : putih = 9 : 3 : 4.
c. Interaksi Beberapa Pasangan Alel (Atavisme)
Pada permulaan abad ke-20,
W. Bater
son
dan
R.C.
Punnet
menyilangkan beberapa varietas ayam negeri, yaitu
ayam berpial gerigi (mawar), berpial biji (ercis), dan berpial
bilah (tunggal). Pada persilangan antara ayam berpial mawar
dengan ayam berpial ercis, menghasilkan semua ayam
berpial sumpel (walnut) pada keturunan F
1
. Varietas ini
sebelumnya belum dikenal. Pada keturunan F
2
diperoleh
empat macam fenotip, yaitu ayam berpial walnut, berpial
mawar, berpial ercis, dan berpial tunggal dengan
perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. Perbandingan ini sama dengan
perbandingan F
2
pada pembastaran dihibrid. Perhatikan
diagram persilangan di bawah.
Berdasarkan diagram persilangan tersebut terdapat
penyimpangan dibandingkan dengan persilangan dihibrid.
Penyimpangan yang dimaksud bukan mengenai perbanding-
an fenotip, tetapi munculnya sifat baru pada F
1
dan F
2
.
Keturunan F
1
berfenotip ayam berpial walnut atau sumpel,
P:
RRpp (Mawar)
rrPP (Ercis)
Gamet :
Rp
rP
F
1
:
Walnut
RrPp
Walnut
RrPp
Gamet :
RP, Rp, rP, rp
RP, Rp, rP, rp
Fenotip
Walnut
Mawar
Ercis
Tunggal
Genotip
RRPP
RRpp
rrPP
rrpp
RRPp
Rrpp
rrPp
RrPP
RrPp
Per-
bandingan
Fenotip
F
2
:
9331
124
Hukum Hereditas
rp
RP
Rp
rP
rp
RP
Rp
rP
tidak menyerupai salah satu induknya. Sifat pial sumpel atau
walnut (F
1
) merupakan interaksi dua faktor dominan yang
berdiri sendiri-sendiri dan sifat pial tunggal (F
2
) sebagai hasil
interaksi dua faktor resesif. Lakukan kegiatan berikut agar
Anda lebih memahami interaksi gen.
Membuat Persilangan Interaksi Gen
Menggunakan Baling-Baling Genetika
Keterangan:
R = Gen ayam berpial gerigi (mawar).
P
= Gen ayam berpial biji (ercis).
Buatlah 2 buah baling-baling seperti gambar
di atas. Huruf-huruf yang terdapat pada kotak-kotak
tersebut diasumsikan sebagai gamet-gamet ayam
berpial sumpel (walnut) yaitu RP, Rp, rP, dan rp.
Lakukan langkah-langkah eksperimen ini dengan
urutan sebagai berikut.
1. Putarlah kedua baling-baling bersamaan.
Kemudian hentikan secara acak.
2. Catatlah gamet-gamet yang bertemu
(berhadapan). Misal seperti gambar di atas,
gamet yang bertemu adalah Rp – rp. Lakukan
langkah nomor 1 dan 2 tersebut paling sedikit
96 kali.
d. Polimeri
Polimeri adalah pembastaran heterozigot dengan
ban
yak sif
at beda yang berdiri sendiri-sendiri, tetapi
mempengaruhi bagian yang sama pada suatu organisme.
Peristiwa polimeri pertama kali dilaporkan oleh
Nelson-Ehle
,
melalui percobaan persilangan antara gandum berbiji merah
dengan gandum berbiji putih. Perhatikan diagram persilangan
berikut.
3. Lengkapilah tabel di bawah ini berdasarkan
hasil yang Anda peroleh dari langkah 1 dan 2.
No.
Genotip
Fenotip
Jumlah
1.
RRPP
2.
RRPp
3.
RRpp
4.
RrPP
5.
RrPp
6.
Rrpp
7.
rrPP
8.
rrPp
9.
rrpp
Keterangan:
R–P–
= pial sumpel (walnut).
R–pp
= pial bergerigi (mawar).
rrP–
= pial biji (ercis).
rrpp
= pial tunggal.
4. Bandingkan frekuensi genotip dan fenotipnya,
bandingkan pula hasilnya dengan
perbandingan menurut Mendel.
Pertanyaan:
1. Berapa perbandingan genotip dan fenotip F
2
?
2. Samakah perbandingan tersebut dengan
perbandingan menurut Mendel?
Buatlah laporan tertulis hasil eksperimen ini dan
kumpulkan kepada bapak atau ibu guru Anda.
P
1
:
M
1
M
1
M
2
M
2
><
m
1
m
1
m
2
m
2
(Merah)
(Putih)
Gamet :
M
1
M
2
p
m
1
m
2
F
1
:
M
1
m
1
M
2
m
2
(Merah)
Biologi Kelas XII
125
p
1
23 4
5
67 8
9
10
11
12
13
14
15
16
ungu
ungu
ungu
ungu
ungu
putih
ungu
putih
ungu
ungu
putih
putih
ungu
putih
putih
putih
P
2
:
M
1
m
1
M
2
m
2
><
M
1
m
1
M
2
m
2
F
2
:
M
1
M
2
M
1
m
2
m
1
M
2
m
1
m
2
M
1
M
2
M
1
M
1
M
2
M
2
M
1
M
1
M
2
m
2
M
1
m
1
M
2
M
2
M
1
m
1
M
2
m
2
merah
merah
merah
merah
M
1
m
2
M
1
M
1
M
2
m
2
M
1
M
1
m
2
m
2
M
1
m
1
M
2
m
2
M
1
m
1
m
2
m
2
merah
merah
merah
merah
m
1
M
2
M
1
m
1
M
2
M
2
M
1
m
1
M
2
m
2
m
1
m
1
M
2
M
2
m
1
m
1
M
2
m
2
merah
merah
merah
merah
m
1
m
2
M
1
m
1
M
2
m
2
M
1
m
1
m
2
m
2
m
1
m
1
M
2
m
2
m
1
m
1
m
2
m
2
merah
merah
merah
putih
Berdasarkan diagram di atas dihasilkan perbandingan
genotip F
2
sebagai berikut.
9 M
1
_M
2
_ = merah
3 m
1
m
1
M
2
_ = merah
3 M
1
_m
2
m
2
= merah
1 m
1
m
1
m
2
m
2
= putih
e. Gen Komplementer
Gen komplementer adalah gen-gen yang berinteraksi
dan saling melengkapi.
K
ehadiran gen-gen terseb
ut secara
bersama-sama akan memunculkan karakter (fenotip)
tertentu. Sebaliknya, jika salah satu gen tidak hadir maka
pemunculan karakter (fenotip) tersebut akan terhalang atau
tidak sempurna.
Perhatikan contoh berikut.
Pemunculan suatu pigmen merupakan hasil interaksi dua
gen, yaitu gen C dan gen P.
Gen C : mengakibatkan munculnya bahan mentah pigmen.
Gen c : tidak menghasilkan pigmen.
Gen P : menghasilkan enzim pengaktif pigmen.
Gen p : tidak mampu menghasilkan enzim.
Perhatikan persilangan yang menunjukkan adanya gen
komplementer antara individu CCpp (putih) dengan individu
ccPP (putih) pada diagram berikut.
P
:
CCpp
><
ccPP
(Putih)
(Putih)
Gamet :
Cp
cP
p
F
1
:
CcPp
(Ungu)
F
2
:
CP
Cp
cP
cp
CP
CCPP
CCPp
CcPP
CcPp
Cp
CCPp
CCpp
CcPp
Ccpp
cP
CcPP
CcPp
ccPP
ccPp
cp
CcPp
Ccpp
ccPp
ccpp
Jadi, rasio fenotip
F
2
adalah
9 ungu : 7 putih.
Jadi, polimeri
menghasilkan rasio fenotip
F
2
= merah : putih = 15 : 1.
126
Hukum Hereditas
f.
Gen-Gen Rangkap yang Mempunyai Pengaruh Kumulatif
Miyake
dan
Imai
(Jepang) menemukan bahw
a pada
tanaman gandum (
Hordeum vulgare
) terdapat biji yang
kulitnya berwarna ungu tua, ungu, dan putih
.
Jika gen dominan A dan B terdapat bersama-sama
dalam genotip, kulit buah akan berwarna ungu tua. Bila
terdapat salah satu gen dominan saja (A atau B), kulit buah
berwarna ungu. Absennya gen dominan menyebabkan kulit
buah berwarna putih. Perhatikan diagram persilangan
berikut.
Jadi, perbandingan fenotip
F
2
antara ungu tua : ungu :
putih = 9 : 6 : 1.
P
1
:
AABB
><
aabb
(Ungu tua)
(Putih)
Gamet :
AB
p
ab
F
1
:A
bBb
(Ungu tua)
P
2
:
AaBb
><
AaBb
(Ungu tua)
(Ungu tua)
Gamet :
AB, Ab
AB, Ab
aB, ab
p
aB, ab
F
2
:
AB
Ab
aB
ab
AB
AABB
AABb
AaBB
AaBb
ungu tua
ungu tua
ungu tua
ungu tua
Ab
AABb
AAbb
AaBb
Aabb
ungu tua
ungu
ungu tua
ungu
aB
AaBB
AaBb
aaBB
aaBb
ungu tua
ungu tua
ungu
ungu
ab
AaBb
Aabb
aaBb
aabb
ungu tua
ungu
ungu
putih
Berdasarkan diagram di atas dihasilkan perbandingan
genotip F
2
sebagai berikut.
9 A_B_ = ungu tua
3 A_bb = ungu
3 aaB_ = ungu
1 aabb = putih
Setelah Anda mencermati uraian mengenai berbagai
penyimpangan semu terhadap hukum Mendel, lakukan Tugas
mandiri berikut agar Anda mendapatkan wawasan yang lebih
luas.
Kumpulkan beberapa artikel tentang Hereditas dengan tema
penyimpangan semu terhadap hukum Mendel. Selanjutnya, pilih
salah satu artikel yang menarik bagi Anda, dan tulislah dengan
bahasa Anda sendiri. Presentasikan hasilnya di depan kelas.
Biologi Kelas XII
127
2. Pautan Gen (
Gen Linkage
)
Pautan gen merupakan salah satu penyimpangan terhadap
hukum Mendel. Pada peristiwa ini, dua gen atau lebih terletak
pada satu kromosom dan tidak dapat memisahkan diri secara
bebas. Hal ini terjadi karena gen-gen yang mengendalikan dua
sifat beda terletak pada kromosom yang sama dengan letak lokus
yang berdekatan.
Contoh peristiwa pautan terdapat pada
Drosophila
melanogaster
, yang dilaporkan pertama kali oleh
T.H. Morgan
.
Drosophila melanogaster
memiliki empat pasang kromosom
dalam inti selnya dan memiliki banyak gen yang semua berada
pada kromosom sehingga tiap kromosom mengandung banyak
gen.
Fakta menjelaskan bahwa faktor pembawa sifat panjang
sayap dan lebar abdomen terletak pada kromosom yang sama
dan diturunkan bersama-sama. Dengan perkataan lain, gen yang
mengatur ukuran panjang sayap bertaut dengan gen yang
mengatur ukuran lebar abdomen. Perhatikan diagram
persilangan pada Gambar 5.8 di bawah ini.
Gen-gen untuk ukuran sayap dan ukuran abdomen terletak
pada kromosom yang sama dan tidak dapat disegregasikan
secara bebas. Gen V (sayap panjang) dominan terhadap gen v
(sayap pendek), dan gen A (abdomen lebar) dominan terhadap
gen a (abdomen sempit). Rasio fenotip F
2
pada peristiwa pautan
3 : 1 untuk sayap panjang-abdomen lebar : sayap pendek-abdo-
men pendek.
P:
Sayap panjang
abdomen lebar
Sayap vestigial (pendek)
abdomen sempit
Gamet-gamet
F
1
:
Sayap panjang
abdomen lebar
Sayap panjang abdomen lebar
F
2
:
Sayap panjang
abdomen lebar
Sayap pendek
abdomen pendek
V
A
V
A
v
a
v
a
V
A
v
a
V
A
v
a
V
A
v
a
V
A
v
a
V
A
v
a
V
A
V
A
V
A
v
a
V
A
v
a
v
a
v
a
2
1
2
1
2
1
2
1
4
1
4
1
4
1
4
1
4
3
Sumber:
Biology, Raven & Johnson
Gambar 5.8
Diagram peristiwa pautan pada lalat buah
128
Hukum Hereditas
3. Pindah Silang (
Crossing Over
)
Pindah silang terjadi apabila ada pertukaran sebagian gen-
gen suatu kromatid dengan gen-gen dari kromatid pasangan
homolognya. Pada peristiwa meiosis, kromatid yang berdekatan
dengan kromosom homolog tidak selalu berjajar, berpasangan,
dan beraturan, tetapi kadang-kadang saling melilit yang satu
dengan yang lainnya. Hal ini sering mengakibatkan sebagian
gen-gen suatu kromatid bertukar dengan gen-gen kromatid
homolognya. Peristiwa ini disebut pindah silang atau
crossing
over
. Akibat peristiwa pindah silang ini, jumlah macam fenotip
hasil uji silang (
test cross
) tidak 1 : 1. Macam gamet yang
dihasilkan F
1
tidak dua macam, tetapi empat macam. Dua gamet
memiliki gen-gen yang seperti pada induknya, disebut
gamet
tipe parental
. Dua gamet lainnya berbeda dengan induknya dan
merupakan hasil pindah silang, disebut
gamet tipe rekombinasi
.
Perhatikan bagan gametogenesis pada Gambar 5.9 yang
menggambarkan terjadinya pindah silang antara satu pasang
kromosom yang membawa gen AaBb dan menghasilkan empat
macam gamet.
Berdasarkan percobaan
Morgan
dan
Bridges
pada
Drosophila
melanogaster
, dilaporkan adanya peristiwa pindah silang pada
lalat betina, tetapi tidak terjadi pada lalat jantan. Morgan dan
Bridges menyilangkan lalat buah jantan bermata merah-sayap
normal (PPVV) dengan lalat buah betina bermata ungu-sayap
keriput (ppvv). Setelah itu, dilakukan uji silang (
test cross
)
terhadap keturunan F
1
(PpVv), baik pada lalat buah jantan
maupun betina. Perhatikan diagram persilangan berikut.
Sumber:
Biology, Raven & Johnson
Gambar 5.9
Diagram pindah silang pada
Drosophila
Sel induk kelamin
(sepasang kromosom
dalam zigot)
Fase tetrad
(terbentuk 4 kromatid)
Pindah silang
Pembelahan meiosis I
Pembelahan meiosis II
Gamet-gamet
A
B
a
b
A
B
a
b
A
B
a
b
A
B
A
b
a
B
a
b
A
B
A
b
a
B
a
b
P:
ppvv
><
PPVV
(Mata ungu
(Mata merah
sayap keriput)
sayap normal)
p
F
1
:P
pVv
(Mata merah
sayap normal)
Biologi Kelas XII
129
Test cross
pada lalat buah jantan:
P:
PpVv
><
ppvv
(Mata merah
(Mata ungu
sayap normal)
sayap keriput)
p
F
1
: PpVv : mata merah-sayap normal = 79
1 : 1
ppvv : mata ungu-sayap keriput = 72
Test cross
pada lalat buah betina:
P:
PpVv
><
ppvv
(Mata merah
(Mata ungu
sayap normal)
sayap keriput)
p
F : PpVv : mata merah-sayap normal = 382
tipe parental
Ppvv : mata ungu-sayap keriput = 16
tipe rekombinasi
ppVv : mata ungu-sayap normal = 22
ppvv : mata ungu-sayap keriput = 353
tipe parental
Individu bergenotip tipe parental, yaitu PpVv (mata merah-
sayap normal) dan ppvv (mata ungu-sayap keriput). Individu
bergenotip tipe rekombinasi, yaitu Ppvv (mata merah-sayap
keriput) dan ppVv (mata ungu-sayap normal). Besarnya nilai
pindah silang (NPS) dapat dihitung sebagai berikut.
NPS =
Jumlah tipe rekombinasi
Jumlah seluruh individu
× 100%
Berdasarkan data percobaan Morgan dan Bridges di atas,
besar nilai pindah silang dapat dihitung sebagai berikut.
773
2216
+
× 100% = 4,90%
Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan pindah silang (
crossing
over
) antargen sebesar 4,90%.
4. Pautan Seks (Rangkai Kelamin)
Pada beberapa hewan dan manusia mempunyai suatu sifat
keturunan yang pewarisannya ditentukan oleh kromosom
kelamin. Hal ini terjadi karena gen tersebut terpaut pada
kromosom kelamin. Peristiwa itu disebut
pautan seks
atau
rangkai kelamin
. Pautan seks menunjukkan adanya pewarisan
sifat didasarkan pada gen yang terdapat pada kromosom seks.
a. Pautan Seks (Rangkai Kelamin) pada
Drosophila
Pautan seks atau rangkai kelamin mula-mula ditemukan
oleh
Morgan
melalui penyilangan lalat buah betina bermata
merah dan lalat jantan bermata putih. Perkawinan tersebut
menghasilkan keturunan (F
1
) bermata merah. Sementara
itu, keturunannya (F
2
) memperlihatkan perbandingan 3 lalat
bermata merah : 1 lalat bermata putih. Anehnya yang
bermata putih selalu jantan. Hal ini menunjukkan adanya
sifat dominan bermata merah terhadap warna mata putih.
130
Hukum Hereditas
Morgan menyusun hipotesis bahwa gen yang ber-
tanggung jawab pada warna mata terdapat pada kromosom-
X. Sementara itu, dalam kromosom-Y tidak terdapat gen
yang bertanggung jawab atas warna mata. Faktor warna
mata merah dominan terhadap faktor mata putih.
b. Pautan Seks pada Manusia
Pada manusia, pautan seks dapat dibedakan pada gen
resesif dengan gen dominan.
Pautan seks pada gen resesif
misalnya buta warna, hemofilia, anadontia. Sementara itu,
pautan seks pada gen dominan misalnya gigi cokelat dan
hypertrichosis
. Hal ini akan dibahas dalam subbab heredi-
tas pada manusia.
c. Pautan Seks pada
Mammalia
Pautan seks pada
Mammalia
, misalnya terjadi pada gen
yang menentukan rambut kucing. Warna rambut kucing
ditentukan oleh gen-gen berikut.
B
= gen yang menentukan warna hitam.
b
= gen yang menentukan warna kuning.
Bb = gen yang menentukan warna rambut belang tiga
(hitam - kuning - putih) atau disebut
kaliko
. Perhatikan
Gambar 5.10.
Kucing berambut belang tiga disebut kucing kaliko dan
selalu betina. Perhatikan diagram persilangan berikut.
Sumber:
Dokumentasi Penerbit
Gambar 5.10
Kucing kaliko
Mata
merah
Mata
merah
Mata
merah
Mata
putih
Perhatikan diagram persilangan berikut.
P:
W
hh
W
(Mata merah)
><
w
h
kk
kk
k
(Mata putih)
x x
x y
Ovum
W
h
Sperma
w
h
kk
kk
k
x
p
xy
F
1
:
W
hh
w
(Mata merah)
><
w
h
kk
kk
k
(Mata merah)
x x
p
xy
F
2
:
W
h
kk
kk
k
xy
W
h
W
h
W
h
W
h
kk
kk
k
x x x x y
w
h
W
h
w
h
w
h
kk
kk
k
x x x x y
P:
B
h
B
h
><
b
h
kk
kk
k
x x x y
Kucing hitam Kucing kuning
Gamet :
B
h
b
h
kk
kk
k
x
p
x y
F
1
:
B
h
b
h
dan
B
h
kk
kk
k
x x x y
Kucing kaliko
Kucing hitam
Biologi Kelas XII
131
P
2
:
B
h
b
h
><
B
h
kk
kk
k
x x x y
Kucing kaliko Kucing hitam
Gamet :
B
h
b
h
B
h
kk
kk
k
x x
p
x y
F
2
:
B
h
B
h
B
h
b
h
B
h
kk
kk
k
b
h
kk
kk
k
x x x x x x x y
Hitam
kucing k
aliko
Hit
am
Kuning
Perkawinan ayam jantan bulu polos dengan betina blorok meng-
hasilkan keturunan berupa ayam jantan blorok dan betina bulu polos.
Buatlah diagram persilangan pautan seks pada ayam tersebut.
5. Gen Letal
Gen letal adalah gen yang mengakibatkan kematian jika
dalam keadaan homozigot. Gen letal dapat berupa homozigot
dominan maupun resesif. Gen letal mengakibatkan keturunan
menyimpang dari hukum Mendel, karena pada perkawinan
monohibrid menghasilkan perbandingan fenotip 2 : 1, bukan 3 : 1.
Contoh gen letal dominan sebagai berikut.
a. Gen dominan C pada ayam. Ayam bergenotip CC letal (mati).
Sementara itu, dalam keadaan heterozigot (Cc)
menyebabkan ayam berkaki pendek disebut
redep
(
creeper
).
Ayam bergenotip cc bersifat normal.
d. Pautan Seks pada Ayam
Pautan seks pada ayam dengan penentuan jenis kelamin
tipe ZO untuk a
yam betina dan jantan ZZ. Warna bulu ayam
ditentukan oleh gen-gen yang terpaut pada kromosom seks.
Misalnya B = gen untuk bulu bergaris (blorok), b = gen untuk
bulu polos.
Lakukan Tugas mandiri berikut agar Anda lebih
memahami pautan seks pada ayam.
P:
Cc
><
Cc
Creeper
Creeper
p
F
1
:1 CC
o
letal
2 Cc
o
Creeper
1 cc
o
normal
Jadi, perbandingan fenotip keturunannya = creeper : normal
= 2 : 1.
b. Pada manusia terdapat gen B, yaitu gen penyebab jari
pendek
(
brakhidaktili
). Dalam keadaan heterozigot
menyebabkan seseorang hanya mempunyai dua ruas jari.
Sebaliknya, dalam keadaan homozigot menyebabkan
seseorang dilahirkan tanpa jari tangan dan kaki, serta
kerusakan rangka (
skelet
) yang mengakibatkan kematian.
132
Hukum Hereditas
c. Gen letal dominan Y pada tikus. Dalam keadaan homozigot
dominan (YY) mengakibatkan tikus berpigmen kuning dan
bersifat letal, sedangkan dalam keadaan homozigot resesif
(yy) menghasilkan tikus normal dan berpigmen kelabu.
Contoh gen letal resesif sebagai berikut.
a. Gen letal resesif g pada jagung yang merupakan pasangan
alel dari gen dominan G. Individu yang memiliki gen resesif
homozigot (gg) mempunyai daun lembaga yang tidak
berklorofil. Akibatnya, kecambah akan mati.
b. Gen letal resesif s yang mengakibatkan penyakit anemia
sel sabit (
sickle cell
), yaitu sel darah merah penderita
(manusia) berbentuk seperti sabit. Sel darah merah ini
mempunyai kemampuan mengikat O
2
sangat rendah. Per-
tumbuhan individu homozigot resesif (ss) terhambat, jika
mengalami infeksi dan peradangan dapat mengakibatkan
kerusakan darah, bahkan dapat mengakibatkan kematian
pada masa bayi atau anak-anak. Perhatikan Gambar 5.11.
c.
Ichtyosis congenita
Genotip homozigot resesif menyebabkan letal dan
alelnya menentukan bayi normal. Penyakit ini terjadi karena
bayi yang lahir kulitnya tebal, banyak luka berupa sobekan
terutama pada lekukan-lekukan sehingga umumnya bayi
mati dalam kandungan atau sewaktu dilahirkan.
Berbagai Tipe Penentuan Jenis Kelamin
Cara menentukan jenis kelamin pada berbagai makhluk
hidup tidak sama.
Perhatikan Gambar 5.12 di halaman berikutnya.
Beberapa tipe penentuan jenis kelamin makhluk hidup di
antaranya sebagai berikut.
1. Tipe XY
Cara penentuan jenis kelamin tipe XY, misalnya terdapat
pada lalat b
uah, manusia, he
wan menyusui, dan tumbuhan
berumah dua.
Lalat buah
Drosophyla melanogaster
Manusia
pp
3AAXX
22AAXX
3AAXY
22AAXY
Hewan menyusui
Tumbuh-tumbuhan berumah dua
pp
XX
XX
XY
XY
2. Tipe XO
Pada beberapa serangga anggota ordo
Orthoptera
dan
Heteroptera
, seperti belalang tidak memiliki kromosom-Y.
Jadi, belalang jantan hanya memiliki sebuah kromosom-X
saja, maka menjadi XO. Berbeda dengan lalat
Drosophila
jantan XO belalang jantan XO bersifat subur, sedangkan
Drosophila
jantan XO bersifat mandul. Belalang betina
memiliki sepasang kromosom-X sehingga ditulis XX.
Sumber:
Biology for Advanced Level, Glenn and Susan
Toole
Gambar 5.11
Sickle cell
Biologi Kelas XII
133
3. Tipe ZW
Pada beberapa jenis kupu-kupu, ikan, reptil, dan burung,
memiliki kromosom k
elamin yang berbeda. Kromosom
kelamin pada hewan-hewan tersebut di atas yaitu
ZZ
dan
ZW
. ZZ merupakan hewan jantan. Sementara itu, ZW
merupakan hewan betina. Jadi, semua spermatozoa
mengandung kromosom kelamin Z. Sel telurnya ada
kemungkinan mengandung kromosom kelamin Z dan ada
kemungkinan mengandung kromosom kelamin W.
4. Tipe ZO
Susunan kromosom tipe ZO terdapat pada unggas
(a
y
am, itik, dan sebagain
ya). Hewan betina hanya memiliki
sebuah kromosom kelamin saja, tetapi bentuknya lain
dengan yang dijumpai pada belalang. Kromosom kelamin
ayam betina adalah
ZO
(heterogamet). Ayam jantan memiliki
sepasang kromosom kelamin yang sama bentuknya
sehingga tipe jenis kelaminnya
ZZ
(homogamet). Sperma-
tozoa ayam hanya satu macam saja, yaitu membawa
kromosom kelamin Z. Sel telurnya ada dua macam, mungkin
membawa kromosom kelamin Z dan mungkin juga tidak
memiliki kromosom kelamin sama sekali.
5. Tipe Haploid-Diploid
Serangga yang termasuk ordo
Hymenoptera
seperti
lebah madu dan semut, penentuan jenis kelaminnya tidak
berhubungan dengan kromosom kelamin. Lebah madu
jantan terjadi karena partenogenesis, yaitu terbentuknya
individu baru dari sel telur tanpa didahului pembuahan.
Dengan demikian, lebah madu jantan bersifat haploid, yang
memiliki 16 buah kromosom. Sel telur yang dibuahi oleh
spermatozoa akan menghasilkan lebah madu betina yang
berupa lebah ratu dan pekerja, masing-masing bersifat di-
ploid dan memiliki 32 kromosom. Karena perbedaan tempat
dan makanan, lebah ratu yang dihasilkan bersifat subur
(fertil), sedangkan lebah pekerja mandul (steril).
Jelaslah bahwa jenis kelamin serangga-serangga
tersebut tidak ditentukan oleh kromosom kelamin seperti
yang lazim berlaku pada makhluk lainnya, tetapi tergantung
dari sifat ploidi dari serangga itu. Serangga haploid berarti
jantan, dan serangga diploid berarti betina.
Sumber:
Biology, Campbell
Gambar 5.12
Tipe-tipe penentuan jenis kelamin
XY
X0
XX
ZZ
ZO
XY
XX
X
Y
X
XX
XY
XX
Jawablah soal-soal berikut.
1. Mengapa terjadi peristiwa gagal berpisah?
2. Dari perkawinan-perkawinan berikut ini,
manakah yang menguntungkan?
a. ayam
creeper
>< ayam
creeper
b. ayam
creeper
>< ayam normal
3. Bagaimanakah genotip dari kedua induknya
dalam perkawinan walnut >< mawar, apabila
dalam keturunan didapatkan perbandingan 3
mawar : 3 walnut : 1 ercis : 1 tunggal?
4. Apakah pautan seks itu? Berilah sebuah
contoh peristiwa itu menggunakan diagram.
134
Hukum Hereditas
Tabel Sifat-Sifat Dominan atau
Resesif yang Diturunkan
Sifat-Sifat
Dominan Resesif
rambut
keriting
lurus
rambut
cokelat tua warna lain
bulu tubuh
kasar
halus
rambut
botak (pada botak
laki-laki)
(pada
wanita)
warna kulit
normal
albino
warna bola
cokelat
biru atau
mata
abu-abu
penglihatan
rabun jauh normal
atau dekat
penglihatan
normal
buta warna
ukuran bibir
lebar
tipis
ukuran mata besar
sipit
pendengaran normal
tuli
C. Hereditas pada Manusia
Ada beberapa penyakit yang dapat diturunkan dari orang tua
kepada anak-anaknya misalnya asma, diabetes melitus, kelainan
jantung, dan lain-lain. Para peneliti mengalami kesulitan untuk
menyelidiki sifat keturunan pada manusia karena tidak mungkin
mengawinkan pasangan satu dengan yang lain sekehendak hati.
Berikut akan dipaparkan beberapa kendala yang dijumpai para
peneliti dalam mempelajari genetika dengan objek manusia.
1. Jarang orang yang bersedia menjadi objek penelitian.
2. Umur atau daur hidup manusia panjang.
3. Jumlah keturunan manusia relatif sedikit.
4. Tidak dapat melalui percobaan karena norma tidak
membenarkan.
5. Kondisi lingkungan tidak dapat dikontrol peneliti.
6. Peneliti mengalami kesulitan dalam meneliti dan mengontrol
karakter yang berkaitan dengan kemauan.
Adanya kendala-kendala tersebut menyebabkan timbulnya cara
lain dalam mempelajari genetika manusia. Beberapa cara yang umum
dipergunakan sebagai berikut.
1. Menggunakan
pedigree
(peta silsilah) yaitu catatan sifat menurun
dari generasi ke generasi secara beruntun.
2. Meneliti genetika pada hewan yang memiliki sifat atau karakter
mirip dengan yang dimiliki manusia.
3. Mempelajari penurunan sifat pada anak kembar.
Sifat-sifat yang dimiliki orang tua diturunkan pada anaknya melalui
pola pewarisan tertentu. Salah satu metode mempelajari penurunan
sifat manusia yang banyak digunakan adalah dengan metode asal
usul atau silsilah dalam bentuk
pedigree
(peta silsilah).
Simbol-simbol umum yang digunakan pada
pedigree
sebagai
berikut.
Berikut merupakan contoh peta silsilah untuk menelusuri penyakit
hemofilia.
= laki-laki
= wanita
o
parental (orang tua)
o
anak
atau
atau
atau
o
kembar biasa
atau
o
kembar identik
1234
1
23
4
1
23
4
1
23
4
1234
12345
12345
12345
12345
12345
atau
o
sifat (fenotip) yang
diselidiki
o
pembawa sifat atau karier
Angka romawi (I, II, III, . . . ) menunjukkan
keturunan atau generasi ke . . . .
Biologi Kelas XII
135
Cacat dan penyakit menurun pada manusia dapat disebabkan
oleh gen yang terdapat pada autosom atau oleh gen yang terdapat
pada kromosom seks (gonosom). Ciri cacat atau penyakit menurun
yaitu tidak menular, sulit atau bahkan tidak dapat disembuhkan, tetapi
dapat diusahakan agar tidak terjadi pada generasi berikutnya, dan
umumnya disebabkan oleh gen resesif.
1. Cacat atau Penyakit Menurun yang Tidak Terpaut
Kromosom Seks
Beberapa cacat dan kelainan menurun yang tidak terpaut
kromosom seks atau bersifat autosomal, antara lain albinisma,
polidaktili, fenilketonuria, diabetes melitus
,
thalassemia
,
dentino
genesis imperfecta
, retinal aplasial, katarak, dan botak.
a. Albinisma
Albinisma mengakibatkan individu mengalami kelainan
kulit tubuh yang disebut
albino
. Albino merupakan kelainan
genetika yang ditandai adanya abnormalitas pigmentasi kulit
dan organ tubuh lainnya serta penglihatan yang sangat peka
terhadap cahaya. Abnormalitas pigmentasi ini terjadi karena
tubuh tidak mampu mensintesis enzim yang diperlukan untuk
mengubah asam amino tirosin menjadi 3,4 dihidro fenilalanin,
yang selanjutnya akan diubah menjadi pigmen melanin.
Akibatnya, rambut dan kulitnya berwarna putih atau bule.
Gen albino dikendalikan oleh gen resesif a dan gen A
menentukan sifat kulit normal. Penderita albino mempunyai
genotip aa, sedangkan orang normal mempunyai fenotip AA
atau Aa.
Perhatikan beberapa peristiwa persilangan berikut.
1
) Pria albino (aa) menikah dengan wanita normal
homozigot (AA). Kemungkinan genotip dan fenotip anak-
anaknya sebagai berikut.
= Wanita
normal
= Laki-laki
normal
= Karier
= Hemofilia
= Letal
I
II
III
IV
Peta silsilah
P:
AA
><
aa
(Normal)
(Albino)
Gamet :
A
a
p
F
1
:A
a
(Normal)
Jadi, semua keturunan F
1
normal.
136
Hukum Hereditas
Data Statistik Pengidap FKU
Sampai saat ini, di Indonesia
belum dapat diketahui jumlah
pengidap FKU. Dari data statistik
kasus FKU di Indonesia belum
ditemukan. Namun, besar ke-
mungkinan Indonesia memiliki
cukup banyak pengidap. Sejauh ini
di Cina terdapat 1 kasus FKU dari
16.500 kelahiran. Di Jepang
terdapat 60 kasus FKU dari satu
juta kelahiran.
2) Wanita normal heterozigot (Aa) menikah dengan pria
normal heterozigot. Kemungkinan genotip dan fenotip
anak-anaknya sebagai berikut.
Sumber:
Dokumentasi Penerbit
Gambar 5.13
Tangan penderita polidaktili
P:
Aa
><
Aa
(Normal)
(Normal)
Gamet : A, a
p
A, a
F
1
: AA
normal
Aa
normal
Aa
normal
aa = albino
Jadi, keturunan F
1
terdapat rasio fenotip normal : albino
= 3 : 1.
b. Polidaktili
Polidaktili adalah kelainan genetika yang ditandai
banyaknya jari tangan atau jari kaki melebihi normal,
misalnya jari tangan atau jari kaki berjumlah enam buah.
Polidaktili dapat terjadi pada kedua jari tangan (kanan dan
kiri) atau salah satu saja. Perhatikan Gambar 5.13.
Polidaktili disebabkan oleh gen dominan P sehingga
penderita polidaktili mempunyai genotip PP atau Pp. Genotip
orang berjari normal yaitu pp. Bagaimanakah pewarisan gen
polidaktili? Perhatikan diagram persilangan berikut.
Seorang wanita menikah dengan pria polidaktili.
Kemungkinan genotip dan fenotip akan-anaknya sebagai
berikut.
P:
pp
><
Pp
(Normal)
(Polidaktili)
Gamet :
p
P, p
F
1
:
Pp = polidaktili (50%)
pp = normal (50%)
P:
pp
><
PP
(Normal)
(Polidaktili)
Gamet :
p
P
F
1
:
Pp = polidaktili (100%)
c. Fenilketonuria (FKU)
Fenilketonuria
adalah kelainan genetika karena tubuh
tidak mampu melakukan metabolisme fenilalanin. Akibatnya,
fenilalanin tertimbun dalam darah dan dibuang bersama
urine. Penderita fenilketonuria mengalami keterbelakangan
mental dan ber-IQ rendah. Secara fisik penderita fenil-
ketonuria bermata biru, berambut putih, dan kulitnya mirip
albino.
Fenilketonuria disebabkan oleh gen resesif ph, sedang-
kan gen Ph menentukan sifat normal. Bagaimanakah cara
pewarisan fenilketonuria? Perhatikan contoh berikut.
Pasangan suami istri normal heterozigot untuk
fenilketonuria, kemungkinan genotip dan fenotip
keturunannya (F
1
) sebagai berikut.
Biologi Kelas XII
137
P:
Phph
(Normal)
><
Phph
(Normal)
Gamet :
Ph, ph
Ph, ph
F
1
: 1 PhPh = normal (25%)
2 Phph = normal (50%)
1 phph = fenilketonuria (25%)
Jadi, rasio fenotip F
1
normal : fenilketonuria = 3 : 1.
d. Kemampuan Mengecap
Phenylthiocarbamida
(PTC)
Phenylthiocarbamida
(PTC) yaitu suatu senyawa kimia
yang rasanya pahit. Sebagian besar orang yang dapat
merasakan rasa pahit PTC disebut
pengecap
atau
taster
,
sedangkan sebagian lainnya yang tidak dapat merasakan
pahit disebut
nontaster
. Gen T menentukan sifat perasa PTC
dan alelnya gen t yang bersifat resesif menentukan
seseorang tidak dapat merasakan PTC atau disebut
buta
kecap
. Cara pewarisan perasa PTC dan bukan perasa PTC
dapat dijelaskan dalam persilangan berikut.
1
) Wanita perasa PTC (homozigotik) menikah dengan pria
buta kecap, kemungkinan genotip dan fenotip anak-
anaknya sebagai berikut.
P:
TT
><
tt
(Perasa PTC)
(Buta kecap)
Gamet :
T
p
t
F
1
:Tt
Jadi, semua keturunannya dapat merasakan PTC.
2) Pasangan suami istri keduanya perasa PTC
heterozigotik. Kemungkinan genotip dan fenotip anak-
anaknya sebagai berikut.
P:
Tt
><
Tt
(Perasa PTC)
(Perasa PTC)
Gamet :
T, t
p
T, t
F
1
:1 TT
perasa PTC
2 Tt
1 tt = buta kecap
Jadi, 75% anak-anaknya perasa PTC dan 25% buta
kecap.
e.
Thalassemia
Thalassemia
merupakan kelainan genetika karena
rendahnya pembentukan hemoglobin. Hal ini mengakibatkan
kemampuan eritrosit untuk mengikat oksigen rendah.
Thalas
semia
dikarenakan adanya kesalahan transkripsi
mRNA dalam menerjemahkan kodon untuk asam amino
globin.
Thalassemia
disebabkan oleh gen dominan Th,
sedangkan alelnya menentukan sifat normal. Penderita
thalassemia
bergenotip ThTh (
thalassemia mayor
) atau Thth
(
thalassemia minor
). Penderita
thalassemia
mayor
keadaannya lebih parah daripada thalassemia minor.
Penderita
thalassemia
mayor biasanya bersifat letal (mati).
Pewarisan
thalassemia
dijelaskan dalam contoh berikut.
Perlunya Pemeriksaan Genetik
Pranikah
Pembawa sifat penyakit
thalassemia
pada populasi
masyarakat Indonesia berkisar
antara 5–15%. Berarti, 10 dari 100
orang membawa sifat itu. Pada
akhirnya, 25% kemungkinan anak
yang lahir dari perkawinan antar-
pembawa sifat itu akan mengidap
thalassemia mayor
. Pemeriksaan
genetik pasangan yang akan
menikah merupakan cara terbaik
mencegah penurunan penyakit ini.
138
Hukum Hereditas
Seorang pria dan wanita sesama penderita
thalassemia
minor melakukan pernikahan. Bagaimanakah kemungkinan
genotip dan fenotip anak-anaknya?
P:
Thth
><
Thth
Gamet :
Th, th
p
Th, th
F
1
:1 ThTh=
thalassemia mayor
(25%)
2 Thth =
thalassemia minor
(25%)
1 thth = normal (25%)
f.
Dentinogenesis Imperfecta
Dentinogenesis imperfecta
merupakan salah satu
kelainan pada gigi, yaitu keadaan tulang gigi berwarna putih
seperti air susu. Kelainan itu disebabkan oleh gen Dt,
sedangkan gigi normal ditentukan oleh gen resesif dt.
Penurunan sifat atau kelainan tersebut dijelaskan dalam
contoh berikut.
1
) Seorang pria normal (dtdt) menikah dengan wanita
penderita dentinogenesis imperfecta. Kemungkinan
genotip dan fenotip anak-anaknya sebagai berikut.
P:
DtDt
><
dtdt
Gamet :
Dt
p
dt
F
1
: Dtdt = menderita
dentinogenesis imperfecta
(100%)
2) Pasangan suami istri sesama penderita
dentinogenesis
imperfecta
heterozigot melakukan pernikahan.
Kemungkinan genotip dan fenotip anak-anaknya sebagai
berikut.
P:
Dtdt
><
Dtdt
Gamet : Dt, dt
p
Dt, dt
F
1
: 1 DtDt menderita
2 Dtdt
dentinogenesis imperfecta
(75%)
1 dtdt = normal (25%)
g. Katarak
Katarak merupakan kerusakan pada kornea mata.
Katarak dapat mengakibatkan kebutaan. Kelainan ini
disebabkan oleh gen dominan K, sedangkan alel resesif k
menentukan sifat mata normal. Bagaimana pewarisan
penyakit katarak? Perhatikan contoh berikut.
1
) Wanita normal menikah dengan pria penderita katarak.
Kemungkinan genotip dan fenotip anak-anaknya sebagai
berikut.
P:
kk
><
KK
(Normal)
(Katarak)
Gamet :
k
K
p
F
1
:
Kk
(Katarak)
Biologi Kelas XII
139
2) Pasangan penderita katarak heterozigot menikah.
Kemungkinan genotip dan fenotip anak-anaknya sebagai
berikut.
Sumber:
Dokumentasi Penerbit
Gambar 5.14
Kebotakan ditentukan oleh gen B
P:
Kk
><
Kk
Gamet : K, k
p
K, k
F
1
:1 KK
menderita katarak (75%)
2 Kk
1 kk = normal (25%)
h. Botak
Ekspresi gen penyebab botak dibatasi oleh jenis kelamin.
Hal ini berarti dengan genotip yang sama jika terdapat pada
jenis kelamin yang berbeda akan menimbulkan ekspresi
fenotip yang berbeda. Kebotakan ditentukan oleh gen B dan
gen b untuk kepala berambut (normal). Perhatikan Gambar 5.14.
Orang yang bergenotip BB, baik perempuan maupun laki-
laki akan mengalami kebotakan. Genotip Bb pada laki-laki
mengakibatkan kebotakan, tetapi tidak untuk perempuan.
Hal ini menunjukkan bahwa genotip Bb tidak mengakibatkan
kebotakan pada perempuan. Mengapa demikian? Keadaan
ini terjadi karena perempuan menghasilkan hormon
estrogen yang mampu menghalangi kebotakan. Perhatikan
pewarisan gen penyebab kebotakan berikut.
1
) Misalnya seorang wanita normal menikah dengan pria
botak homozigot. Kemungkinan genotip dan fenotip
anak-anaknya sebagai berikut.
P:
bb
><
BB
(Normal)
(Botak)
Gamet :
b
p
B
F
1
:Bb (Pria botak, wanita normal)
2) Pasangan suami istri bergenotip heterozigot.
Kemungkinan genotip dan fenotip anak-anaknya sebagai
berikut.
P:
Bb
><
Bb
(Normal)
(Botak)
Gamet : B, b
p
B, b
F
1
: 1 BB= botak (pria atau wanita)
2 Bb = pria botak, wanita normal
1 bb = normal (pria atau wanita)
2. Cacat dan Penyakit Menurun yang Terpaut
Kromosom Seks
Gen-gen yang terangkai pada kromosom kelamin
disebut juga
gen terangkai kelamin
(
sex lingkagegenes
).
Cacat dan penyakit yang diakibatkan oleh gen terangkai
kelamin oleh gen resesif, yaitu buta warna, hemofilia, an-
odontia, dan
hypertrichosis
. Sementara itu, cacat dan
penyakit yang diakibatkan oleh gen dominan terangkai
kelamin, yaitu gigi cokelat.
140
Hukum Hereditas
a. Rangkai Kelamin oleh Gen Resesif
1)
Buta Warna
Buta warna disebabkan oleh gen resesif c (dari kata
colour blind
) yang terpaut kromosom-X. Dengan
demikian, wanita dapat normal homozigotik (X
C
X
C
) atau
normal heterozigotik (X
C
X
c
) atau normal karier. Namun
wanita buta warna (X
c
X
c
) jarang dijumpai.
Perhatikan beberapa persilangan berikut.
a) Wanita normal >< pria buta warna, semua keturunan
F
1
normal.
P:
X
C
X
C
><
X
c
Y
Gamet : X
C
p
X
c
, Y
F
1
:X
C
X
c
= normal karier
X
C
Y = normal
b) Wanita buta warna >< pria normal.
P:
X
c
X
c
><
X
C
Y
Gamet : X
c
p
X
C
, Y
F
1
:X
C
X
c
= normal karier
X
c
Y = buta warna
Dari kedua persilangan di depan, tampak bahwa sifat
ayah (normal) diwariskan kepada semua anak perem-
puan dan sifat ibu (buta warna) diwariskan kepada semua
anak laki-lakinya. Cara pewarisan seperti ini dinamakan
pewarisan bersilang
(
criss-cross-inheritance
).
Buta warna dibedakan menjadi dua macam yaitu
buta warna merah-hijau dan buta warna total. Pada buta
warna total, penderita hanya mampu membedakan
warna hitam dan putih. Sementara itu, buta warna
merah-hijau dibagi menjadi dua yaitu
buta warna
deutan
, jika yang rusak bagian mata yang peka terhadap
warna hijau dan
buta warna protan
jika yang rusak
adalah bagian mata yang peka terhadap warna merah.
2)
Hemofilia
Seorang penderita hemofilia yang mengalami luka,
darahnya sukar membeku. Pada orang normal,
pembekuan darah memerlukan waktu ± 5–7 menit.
Sementara itu, pada penderita hemofilia darah akan
membeku dalam waktu 50 menit sampai 2 jam. Hal ini
mengakibatkan penderita akan meninggal karena
kehabisan darah.
Hemofilia disebabkan oleh gen resesif h yang terpaut
pada kromosom-X. Gen H mengakibatkan sifat normal
pada darah dan gen h merupakan penyebab hemofilia.
Perhatikan T
abel 5.6 berikut.
Melakukan Tes Buta Warna
Tes buta warna (tes ishihara)
dapat dilakukan di klinik atau rumah
sakit yang memiliki buku untuk tes
buta warna. Apabila tidak meng-
alami buta warna, Anda dapat
melihat angka yang tersusun oleh
lingkaran-lingkaran yang berwarna
kontras dengan warna-warna
lainnya. Selamat mencoba.
Tabel 5.6
Pewarisan Sifat Hemofilia
Jenis
Kelamin
Normal
Hemofilia
Wanita
X
H
X
H
,X
h
X
h
X
H
X
h
(letal)
Pria
X
H
YX
h
Y
Biologi Kelas XII
141
Wanita hemofilia tidak pernah dijumpai karena
bersifat letal. Semua wanita normal dan beberapa di
antaranya membawa sifat hemofilia.
Bagaimanakah cara pewarisan gen pembawa
hemofilia? Perhatikan beberapa contoh persilangan
berikut.
a) Wanita normal homozigot dengan pria hemofilia.
P:
X
H
X
H
><
X
h
Y
p
F
1
:X
H
X
h
= normal karier (50%)
X
H
Y = normal (50%)
b) Wanita normal heterozigot dengan pria normal.
P:
X
H
X
h
><
X
H
Y
p
F
1
:X
H
X
H
= normal
X
H
X
h
= normal karier (75%)
X
H
Y = normal
X
h
Y = hemofilia
(25%)
c) Wanita normal heterozigotik (karier) dengan pria
hemofilia.
P:
X
H
X
h
><
X
h
Y
p
F
1
:X
H
X
h
= normal karier (25%)
X
h
X
h
= hemofilia (letal) (25%)
X
H
Y = normal (25%)
X
h
Y = hemofilia (25%)
Ratu Victoria (Inggris) diduga pembawa (karier)
gen penyebab hemofilia pada keluarga kerajaan
Inggris. Perhatikan silsilah penurunan hemofilia pada
keluarga Ratu Victoria berikut.
Peta riwayat hemofilia pada keluarga Raja Eropa yang diturunkan dari Ratu Victoria
= Wanita
= Laki-Laki
= Karier
= Menderita hemofilia
Ratu
Victoria
Albert
Edward VII
Victoria
Alice
dari Hesse
Alfred
Arthur Pangeran
Leopald
dari
Albany
Helena
Beatrice Henry
George V
Kaiser
Wilhelm II
Hendry
dari Rusia
Irene Frederick
William
(Mati usia 3 th)
Nicholas II
(Rusia)
Alexandra
Alice
Victoria
Eugenie
Alfonso
XII
Leopold Maurice
George VI
Waldemar
dari Prusia
(Hidup 56 th)
Henry
(mati usia 4 th)
Czarevitch
Alexis
Viscount
Trematon
(Mati usia 20 th)
Mary
Mati bayi
Alfonso Gonzalo
Pendarahan dan
meninggal sesudah
kecelakaan
Elizabeth II Margaret
Sekarang tidak ada lagi penderita
hemofilia pada keluarga raja Inggris.
I
II
III
IV
142
Hukum Hereditas
Lakukan Forum diskusi berikut untuk menguji
kemampuan Anda dalam membaca peta riwayat
hemofilia pada keluarga Raja Eropa.
Perhatikan sekali lagi silsilah Ratu Victoria Inggris di atas.
Diskusikan dalam kelompok belajar Anda. Setelah itu, jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Tuliskan genotip Ratu Victoria dan Pangeran Albert.
2. Adakah pria karier dan wanita hemofilia pada silsilah tersebut?
Jelaskan alasan Anda.
3. Sebutkan wanita-wanita pembawa gen (karier) hemofilia pada
silsilah tersebut.
4. Perhatikan pada generasi II yaitu perkawinan antara Putri
Beatrice dengan Pangeran Henry. Tuliskan genotip putra-putrinya.
5. Perhatikan pada generasi III, Putri Alice menikah dengan pria
normal. Bagaimanakah genotip putra-putrinya (generasi IV)?
3)
Anodontia
Penderita anodontia tidak memiliki benih gigi dalam
tulang rahangnya sehingga gigi tidak akan tumbuh.
Anodontia disebabkan oleh gen resesif a yang terpaut
pada kromosom-X, dan lebih sering dijumpai pada pria.
Gen A menentukan pertumbuhan gigi normal dan alel
resesif a menentukan anodontia.
4)
Hypertrichosis
Hypertrichosis
merupakan kelainan berupa
tumbuhnya rambut pada bagian belakang telinga yang
biasa dijumpai pada orang-orang Pakistan dan India.
Kelainan ini disebabkan oleh gen resesif h yang terpaut
pada kromosom Y sehingga faktor ini hanya diwariskan
kepada anak laki-laki saja.
Apabila seorang gadis normal homozigot mendapat
suami hypertrichosis, maka anak-anak yang dilahirkan
akan mempunyai genotip sebagai berikut.
P:
H
hh
H
><
h
h
kk
kk
k
h
x x x y
Gamet :
H
h
h
h
kk
kk
k
h
x
p
x y
F
1
:
H
h
h
h
dan
H
h
kk
kk
k
h
x x x y
Normal
Hypertrichosis
b. Rangkai Kelamin oleh Gen Dominan
Penderita gigi cokelat, mempunyai gigi berwarna cokelat
dan mudah rusak karena kurang email. Penyakit ini
disebabkan oleh gen dominan B yang terpaut kromosom-X.
Alelnya yang bersifat resesif b menentukan gigi normal.
Biologi Kelas XII
143
Seorang laki-laki bergigi cokelat menikah dengan
perempuan bergigi normal akan menghasilkan keturunan
bergigi cokelat pada semua anak perempuannya dan bergigi
normal pada semua anak laki-lakinya. Perhatikan diagram
berikut.
P:
b
h
b
h
><
B
h
kk
kk
k
x x x y
Gigi normal
Gigi cokelat
Gamet :
b
h
B
h
kk
kk
k
x
p
x y
F
1
:
b
h
B
h
dan
b
h
kk
kk
k
x x x y
Gigi cokelat
Gigi normal
Berdasarkan uraian di atas Anda sudah mengetahui bahwa
untuk mendapatkan organisme keturunan yang baik atau unggul,
Anda harus mengawinkan kedua induk yang memiliki sifat-sifat
unggul pula.
Telah dijelaskan bahwa menjadikan manusia sebagai objek
penelitian genetika merupakan hal tabu dan melanggar norma.
Namun, kenyataannya di masyarakat terdapat individu yang
mengalami kelainan genetik. Bagaimanakah cara mengatasinya?
Ada dua cara mengatasi kelainan genetika pada manusia, yaitu
melalui aplikasi eugenetika dan aplikasi eutenika.
1. Aplikasi eugenetika ini menyangkut perbaikan sosial melalui
penggunaan hukum-hukum hereditas. Contoh beberapa
saran yang diajukan oleh para ahli genetika, antara lain
sebagai berikut.
a. Semua warga masyarakat terutama generasi muda,
perlu mempelajari hukum-hukum hereditas dan
memahami cara bekerjanya hukum hereditas dalam
kehidupan.
b. Tidak kawin dengan orang yang mempunyai sakit jiwa,
lemah ingatan seperti idiot, imbisil, atau penjahat
berbakat.
c. Dianjurkan tetap memelihara kesehatan badan dan
mental melalui latihan badan dan pendidikan.
d. Melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan dan asal
usul calon sebelum melakukan pernikahan.
2. Aplikasi Eutenika, menyangkut perbaikan sosial melalui
pengubahan lingkungan yang lebih positif.
Contoh: per
baikan mutu pendidikan; perbaikan tempat
tinggal; perbaikan menu makanan, misalnya harus
memenuhi kriteria 4 sehat 5 sempurna; dan
perbaikan lingkungan.
Perbandingan Hasil
Persilangan Alami dan Buatan
Siapkanlah tumbuhan sejenis
yang memiliki warna bunga ber-
anekaragam. Biarkanlah sebagian
tumbuhan bunga itu melakukan
perkawinan secara alami, dan
kawinkanlah sebagian yang lain.
Pilihlah bunga-bunga yang Anda
anggap memiliki keunggulan.
Biarkan bunga-bunga berbiji dan
tumbuhkanlah hingga tanaman
hasil perkawinan tersebut ber-
bunga. Bagaimanakah hasilnya?
144
Hukum Hereditas
gen dominan D dan alelnya yang resesif
menentukan gigi normal. Jika kotak-kotak yang
diarsir pada diagram silsilah ini merupakan
individu yang menderita kelainan tersebut,
tentukan genotip dari tiap-tiap individu yang ada
dalam diagram silsilah berikut.
5. Apa yang dimaksud dengan
criss-cross-
inheritance
?
Jawablah soal-soal berikut.
1. Seorang anak bergolongan darah A dan
ibunya O. Bagaimanakah kemungkinan
golongan darah ayahnya?
2. 50% dari jumlah anak-anak suatu keluarga
mempunyai golongan darah A, 25%
bergolongan darah B, dan 25% bergolongan
darah AB. Bagaimanakah kemungkinan
fenotip dan genotip kedua orang tuanya?
3. Mengapa perkawinan antarkeluarga dekat
berakibat kurang baik?
4.
Dentinogenesis imperfecta
menyebabkan gigi
berwarna cokelat. Kelainan ini ditentukan
oleh
1234
1
23
4
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
123
1
2
3
1
2
3
123
1234
1
23
4
1234
123
1
2
3
123
123
123
123
1234
1234
1234
1234
1234
1234
A
B
C
DE FGH I
JK LMNOP
Q
Fenotip yang Ditentukan oleh Gen Terangkai
Kromosom–X
Warna mata pada
Drosophila
ditentukan oleh
gen terangkai kromosom–X. W adalah gen
dominan untuk mata merah (normal), sedangkan
w merupakan alelanya yang bersifat resesif dan
menentukan warna putih.
A. Tujuan
Mengamati fenotip warna mata
Drosophila
yang terangkai kromosom–X.
B. Alat dan Bahan
1. kertas
2. botol
3. lalat buah (
Drosophila
)
4. pisang
5. tapai
C. Cara Kerja
1. Tangkaplah beberapa
Drosophila
dan
bedakan jenis kelaminnya.
Drosophila
jantan berukuran lebih kecil dan abdomen-
nya lima segmen. Sementara itu, abdomen
Drosophila
betina tujuh segmen. Ujung
abdomen lalat jantan lebih membulat
daripada ujung abdomen lalat betina yang
tampak memanjang.
2. Buatlah medium makanan untuk lalat buah
Drosophila
dengan menghaluskan pisang
kemudian campur dengan tapai ketela.
Usahakan mediumnya agak padat
sehingga larva tidak tenggelam dan mati.
3. Masukkan medium ke dalam botol yang
sudah disterilisasi. Masukkan kertas di
tengah medium sebagai sarang
Droso-
phila
tersebut.
4. Silangkan lalat jantan tipe liar (mata
merah) dengan lalat betina bermata putih
(mutan). Harap diingat bahwa gen untuk
sifat ini terangkai kromosom–X, sehingga
keturunannya harus dibedakan jenis
kelaminnya. Biasanya
Drosophila
betina
yang digunakan masih perawan, yaitu lalat
betina berumur kira-kira 12 jam. Umur lalat
jantan tidak menjadi soal. Pada setiap satu
botol dimasukkan sepasang lalat yang or-
gan seksnya berbeda.
5. Selesai mengawinkan, tempelkan etiket
pada botol dan bubuhkan tanggal, nama
Anda, dan fenotip lalat yang dikawinkan
itu. Amati lalat dalam botol percobaan
Anda pada hari ketiga setelah mengawin-
kan lalat-lalat tersebut. Jika Anda berhasil
mengawinkan lalat-lalat tersebut, maka
dalam botol tersebut akan kelihatan
adanya larva-larva. Jika larva belum
tampak, berarti percobaan Anda gagal dan
harus segera mengulangi dan mengada-
kan perkawinan lalat lagi.
Biologi Kelas XII
145
6. Kira-kira dua minggu setelah mengawin-
kan lalat, akan diperoleh keturunan F
1
.
Perhatikanlah fenotipnya, pisahkan lalat
tersebut berdasarkan organ seksnya, dan
hitunglah. Tetapkan fenotip dan genotip
dari lalat-lalat itu dan buatlah daftar
sebagai berikut.
Tabel 1.1 Hasil perkawinan lalat
Drosophila
dengan gen terangkai kromosom–X
Perkawinan parental (P)
Pada lalat-lalat F
1
biasanya tampak adanya
pewarisan bersilang (“
Criss cross
inheritance
”) artinya sifat dari induk jantan
diwariskan kepada anak-anak betina,
sedangkan sifat dari betina diwariskan
kepada anak-anak jantan.
7. Sesudah selesai membuat data itu,
buatlah perkawinan antara lalat-lalat F
1
dengan maksud untuk memperoleh
keturunan F
2
. Oleh karenanya, dipakailah
6 lalat jantan dan 6 lalat betina. Jangan
lupa menempelkan etiket pada botol Anda
dengan membubuhkan keterangan seperti
sebelumnya. Letakkan botol itu dalam
temperatur yang sesuai.
8. Setelah kira-kira 10 hari akan diperoleh
lalat F
2
. Sebaiknya usahakan sampai
mendapatkan paling sedikit 100 lalat
keturunan F
2
.
9. Buatlah laporan dalam bentuk tabel
sebagai berikut.
Tabel 1.2 Perkawinan lalat-lalat dengan gen
terangkai kromosom–X
Perkawinan F
1
_________________________________________________________________________________
Genotip : . . . X
Genotip : . . .
Fenotip : . . .
Fenotip
: . . .
Keturunan F
2
10. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan
perkawinan ini.
D. Pelaporan
Buatlah laporan tertulis sesuai struktur
penulisan ilmiah dari proyek ini. Kumpulkan
laporan kepada bapak atau ibu guru Anda.
Seks
Jumlah Fenotip Genotip
Jantan
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
Betina
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
Seks
Jumlah
Fenotip
Genotip
Jantan
. . .
. . .
. . .
Betina
. . .
. . .
. . .
Keturunan F
1
Jantan
. . .
. . .
. . .
Betina
. . .
. . .
. . .
1. Gregor Johann Mendel merupakan orang yang
pertama kali melakukan penelitian mengenai
penurunan sifat. Oleh karena itu, ia dinobatkan
sebagai bapak genetika.
2. Persilangan dua individu yang mempunyai sifat
beda disebut hibrid. Terdapat beberapa macam
hibrid di antaranya:
a. Monohibrid
Suatu hibrid dengan satu sifat beda.
b. Dihibrid
Suatu hibrid dengan dua sifat beda.
c. Trihibrid
Suatu hibrid dengan tiga sifat beda.
3. Individu dengan pasangan gen sama disebut
homozigot.
4. Individu dengan pasangan gen berbeda
disebut heterozigot.
5. Hukum I Mendel dikenal dengan Pemisahan
Gen yang Sealel.
6. Sifat dominan yang tidak muncul secara penuh
disebut sifat intermediat.
7. Hukum II Mendel dikenal dengan hukum
Pengelompokan Gen secara Bebas.
8. Perkawinan resiprokal merupakan perkawinan
kebalikan dari yang semula dilakukan dan
146
Hukum Hereditas
3. Sifat keturunan pada manusia yang ditentukan
oleh gen-gen yang tidak terpaut kromosom
yaitu . . . .
a. buta warna
b. warna mata
c. hemofilia
d. anodontia
e. hidrosefali
4. Peta silsilah golongan darah.
Individu X memiliki
golongan darah . . . .
a. O
b. AB
c. B homozigot
d. A homozigot
e. A atau B homozigot
A.
Pilihlah salah satu jawaban yang tepat.
1. Gen yang terdapat pada lalat buah dan tidak
dapat dipisahkan misalnya panjang sayap dan
gen lebar abdomen akan mengalami peristiwa
. . . .
a. pautan gen
b. pindah silang
c. pautan seks
d. gen letal
e. determinasi seks
2. Gen yang mungkin terjadi pada lalat buah
betina yang mengalami pindah silang yaitu . . . .
a. PpVv
b. Ppvv
c. ppVv
d. ppvv
e. betul semua
A
B
AB
A
B
X
A
B
AB
menghasilkan keturunan dengan per-
bandingan genotip yang sama.
9. Perkawinan balik (
back cross
) adalah
perkawinan antara individu F
1
dengan salah
satu induknya.
10. Uji silang (test cross) adalah perkawinan antara
individu F
1
(hibrid) dengan individu yang
homozigot resesif.
11. Alel adalah gen-gen yang terletak pada lokus
yang sama dalam kromosom homolog.
12. Penyimpangan semu hukum Mendel yaitu
penyimpangan pola dasar yang dikemukakan
dalam hukum Mendel, tetapi sebenarnya
merupakan modifikasi hukum Mendel.
a. Epistasis dan hipostasis merupakan salah
satu bentuk interaksi gen, dalam hal ini gen
dominan mengalahkan gen dominan
lainnya yang bukan sealel.
b. Kriptomeri adalah peristiwa gen dominan
seolah-olah tersembunyi bila berada
bersama dengan gen dominan lainnya,
dan akan terlihat bila berdiri sendiri.
c. Atavisme merupakan peristiwa munculnya
sifat baru pada F
1
dan F
2
.
d. Polimeri adalah pembastaran homozigot
dengan banyak sifat beda yang berdiri
sendiri-sendiri tetapi mempengaruhi
bagian yang sama pada suatu organisme.
e. Gen komplementer adalah gen-gen yang
berinteraksi dan saling melengkapi.
13. Pautan gen merupakan peristiwa dua gen atau
lebih yang terletak pada satu kromosom dan
tidak dapat memisahkan diri.
14. Pindah silang merupakan peristiwa yang terjadi
apabila ada pertukaran sebagian gen-gen
suatu kromatid dengan gen-gen dari kromatid
pasangan homolognya.
15. Pautan seks merupakan suatu sifat keturunan
yang pewarisannya ditentukan oleh kromosom
kelamin.
Biologi Kelas XII
147
5. Selain melalui pedigree, ada cara lain untuk
mempelajari penurunan sifat pada manusia,
yaitu . . . .
a. menggali fosil nenek moyang manusia
b. membandingkan embrio manusia dengan
hewan
c. meneliti genetika hewan yang karakternya
mirip manusia
d. mempelajari sifat pada anaknya yang lahir
pertama kali
e. mempelajari penurunan sifat pada anak
kembar
6. Polidaktili yaitu . . . .
a. kelainan genetika ditandai dengan kulit
tubuh tidak mampu membentuk pigmen
melanin
b. kelainan genetika karena rendahnya
pembentukan hemoglobin
c. kelainan genetika ditandai banyaknya jari
tangan atau kaki melebihi normal
d. kelainan pada gigi yang ditandai tulang gigi
berwarna putih
e. kelainan genetika karena tubuh tak mampu
melakukan metabolisme fenilalanin
7. Pada peristiwa interaksi beberapa pasangan
alel (atavisme) menghasilkan rasio fenotip F
2
sama seperti dihibrid biasa. Namun, digolong-
kan sebagai penyimpangan terhadap hukum
Mendel karena . . . .
a. terdapat gen dominan yang saling
menutupi
b. muncul sifat baru yang sebelumnya tidak
dikenal
c. kedua induk merupakan galur murni
d. terjadi
inhibiting
gen
e. munculnya jenis pial yang bersifat
intermediat
8. Jika diketahui terdapat gen
maka peris-
tiwa pindah silang dapat terjadi antara . . . .
a. gen A dengan gen B
b. gen b dengan gen c
c. gen B dengan gen C
d. gen B dengan gen c
e. gen c dengan gen d
9. Pernyataan berikut ini yang sesuai dengan
metode determinasi seks lebah madu yaitu
. . .
a. Lebah betina (pekerja) mempunyai
kromosom haploid.
b. Sel sperma mengandung kromosom
haploid.
c. Lebah jantan mempunyai kromosom
diploid.
d. Sel telur yang dibuahi akan menjadi lebah
jantan.
e. Sel telur yang mengalami partenogenesis
akan menjadi lebah pekerja.
10. Penyimpangan hukum Mendel yang me-
munculkan sifat baru pada F
1
dan F
2
, tetapi
perbandingan fenotipnya tetap disebut . . . .
a. epistasis
b. polimeri
c. kriptomeri
d. interaksi
e. komplementer
11. Jumlah kromosom tubuh pada belalang jantan
yaitu . . . .
a. 22 + XX
d. 11 + X
b. 22 + XY
e. 11 + XY
c. 22 + X
12. Suatu persilangan dihibrida menghasilkan F
2
dengan rasio fenotip 12 : 3 : 1. Hal ini
menunjukkan adanya penyimpangan hukum
Mendel yaitu . . . .
a. kriptomeri
b. interaksi
c. epistasi
d. dominasi
e. polimeri
13. Tanaman sejenis gandum berkulit hitam
(HhKk) disilangkan dengan yang berkulit
kuning (hhKk). Jika gen H = hitam epistasis
terhadap gen k = kuning, perbandingan fenotip
hitam : kuning : putih yang muncul pada
keturunannya yaitu . . . .
a. 2 : 1 : 1
b. 2 : 2 : 1
c. 4 : 2 : 2
d. 4 : 3 : 1
e. 6 : 2 : 2
148
Hukum Hereditas
17. Diagram di samping
menunjukkan terjadi-
nya peristiwa . . . .
a. gagal berpisah
b. pindah silang
c. terpaut seks
d. ploidi
e. pautan
18. Hasil uji silang (
test cross
)
Drosophila
melanogaster
tubuh abu-abu sayap panjang
diperoleh hasil:
1) tubuh abu-abu sayap panjang 965 ekor,
2) tubuh hitam sayap pendek 959 ekor,
3) tubuh abu-abu sayap pendek 962 ekor, dan
4) tubuh hitam sayap panjang 964 ekor.
Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan
bahwa proses yang terjadi yaitu . . . .
a. tidak ada pautan antara tubuh abu-abu
dengan sayap panjang
b. terjadi pindah silang antara tubuh abu-abu
dengan sayap panjang
c. terjadi gagal berpisah antara tubuh abu-
abu dengan sayap panjang
d. tidak ada gen yang terpaut pada
kromosom seks
e. tidak terjadi rekombinasi antara tubuh abu-
abu dengan sayap panjang
19. Seorang wanita normal menikah dengan laki-
laki penderita buta warna, anak wanitanya
normal menikah dengan laki-laki normal. Cucu
laki-laki yang mengalami buta warna sebanyak
. . . .
a. 0,0%
d. 50%
b. 12,5%
e. 75%
c. 25%
20. Perhatikan diagram peta silsilah dari keluarga
hemofilia.
Berdasarkan data di atas untuk nomor 1 dan
nomor 2 berfenotip . . . .
a. normal dan hemofilia
b. karier dan karier
c. hemofilia dan hemofilia
d. normal dan karier
e. hemofilia dan karier
A
B
a
b
Gametogenesis
A
B
a
b
1234
1
23
4
1
23
4
1
23
4
1234
Keterangan:
=
normal
=
normal
12345
1
234
5
1
234
5
1
234
5
12345
=
hemofilia
=
karier
12
1
23
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
14. Perhatikan bagan persilangan peristiwa pe-
nyimpangan hukum Mendel berikut ini.
P:
Hitam >< Hitam
RrCc
RrCc
F
2
:
RC
Rc
rC
rc
RC RRCC RRCc RrCC RrCc
Rc RRCc RRcc RrCc
Rrcc
rC RrCC RrCc
rrCC
rrCc
rc RrCc
Rrcc
rrCc
rrcc
Berdasarkan bagan di atas, fenotip yang ber-
warna hitam terdapat pada nomor . . . .
a. 1, 2, 3, 4, 6, dan 8
b. 1, 2, 3, 5, 7, dan 9
c. 2, 3, 4, 6, 8, dan 10
d. 3, 5, 6, 8, 10, dan 12
e. 4, 6, 8, 12, 14, dan 16
15.
Drosophila
warna tubuh kelabu dan bentuk
sayap merupakan pautan. Gamet yang
dibentuk oleh
Drosophila
bergenotip BbVv
yaitu . . . .
a. BV dan Bv
b. BV dan bv
c. BV, bV, dan bv
d. Bv dan bv
e. Bv dan bV
16. Persilangan antara lalat buah mata merah
sayap normal dengan mata ungu sayap keriput
dihasilkan F
1
yang bermata merah sayap nor-
mal. Kemudian diadakan uji silang antara F
1
mata merah sayap normal heterozigotik
dengan induk jantan resesif, diperoleh hasil
sebagai berikut.
1) 864 mata merah sayap normal
2) 876 mata ungu sayap keriput
3) 36 mata merah sayap keriput
4) 24 mata ungu sayap normal
Kedua gen tersebut terletak pada kromosom
yang sama. Nilai pindah silangnya sebesar . . . .
a. 0,3 %
b. 3,3 %
c. 6,7 %
d. 33,3 %
e. 66,7 %
Biologi Kelas XII
149
B.
Jawablah soal-soal berikut.
1. Bagaimana terjadinya
crossing over
(pindah
silang)?
2. Genetika manusia sangat penting manfaatnya
bagi manusia, tetapi mengapa dalam peneliti-
annya tidak pernah menggunakan manusia
sebagai objek kajian?
3. Upaya apakah yang paling bijaksana untuk
memperbaiki mutu generatif pada manusia?
4. Bagaimana cara mendapatkan bibit unggul
pada hewan dan tumbuhan?
5. Cara-cara apakah yang paling bijaksana untuk
ditempuh agar dapat menghindari penyakit
yang bersifat menurun pada manusia?
6. Mengapa penyakit yang bersifat menurun
sukar atau tidak bisa disembuhkan?
7. Bagaimanakah cara kita dapat mengetahui
suatu sifat itu dominan atau resesif?
8. Mengapa terjadi peristiwa gagal berpisah?
9. Mengapa pada individu yang memiliki gen letal
keturunannya menyimpang dari hukum
Mendel?
10. Seorang anak terlahir dengan golongan darah
O. Bagaimanakah kemungkinan terbesar
golongan darah yang dipunyai kedua orang
tuanya?
C.
Berpikir kritis.
Di halaman Kampus Universitas Sebelas Maret
Surakarta terdapat sebuah pohon yang cukup
mengherankan dan menarik perhatian. Biji-bijinya
yang jatuh dari pohon itu tumbuh di tanah, tetapi
di antara tumbuhan baru ini selalu terdapat
sejumlah tanaman yang daunnya putih (tidak
berklorofil), sehingga tidak lama kemudian mati.
a. Dapatkah Anda menerangkan keajaiban
tersebut?
b. Apakah ada kemungkinan melalui suatu
percobaan untuk mendapatkan biji-biji dari
pohon itu yang tidak akan menghasilkan
tanaman berdaun putih? Andaikan jawaban
Anda ”dapat”, bagaimanakah caranya?
150
Hukum Hereditas
Hukum Hereditas
Pelajari kembali
Jawaban betul
t
60%
Jawaban betul < 60%
Jawablah beberapa pertanyaan berikut.
1. Apakah hereditas itu?
2. Sebutkan hukum Mendel I dan II.
3. Sebutkan penyimpangan hukum Mendel.
4. Apa manfaat mempelajari hereditas pada
manusia?